Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan sektor nonmigas mendominasi nilai impor Papua pada Januari 2018 yang jumlahnya mencapai 20,63 juta dolar AS dari total 30,03 juta dolar AS.
"Dibandingkan Desember 2017, nilai impor Papua mengalami penurunan sebesar 20,62 persen yang dipengaruhi oleh menurunnya nilai impor migas sebesar 50,37 persen (turun 9,54 juta dolar AS)," ujar Kepala BPS Papua, Simon Sapari, di Jayapura, Minggu.
Ia menjelaskan pada periode tersebut komoditi migas seluruhnya berupa bahan bakar kendaraan bermesin disel.
Sedangkan komoditi nonmigas yang memiliki nilai impor terbesar adalah ban kendaraan konstruksi/industri yang senilai 3,83 juta juta dolar AS atau 18,59 persen dari total nilai impor komoditi nonmigas. Simon menyebut golongan barang yang secara persentase mengalami peningkatan nilai impor terbesar adalah golongan Karet dan barang dari karet (HS40) sebesar 94,68 persen (2,03 juta dolar AS), Plastik dan barang dari plastik (HS39) sebesar 76,72 persen (0,09 juta dolar AS), dan Mesin/peralatan listrik (HS85) sebesar 37,29 persen (0,41 juta dolar AS).
"Sementara nilai impor golongan nonmigas lainnya mengalami penurunan sebesar 14,92 persen atau berkurang senilai 0,35 juta dolar AS," kata dia.
Menurutnya tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada Januari 2018 adalah Australia dengan impor senilai 15,96 juta dolar AS (53,15 persen), Singapura 9,40 juta dolar AS (31,30 persen), dan Jepang 3,83 juta dolar AS (12,77 persen).
Sementara Neraca perdagangan Papua pada Januari 2018 mengalami surplus sebesar 234,46 juta dolar AS atau lebih tinggi 2,71 persen dari neraca perdagangan Januari 2017 yang tercatat senilai 228,27 juta dolar AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Gito Adiputro Wiratno