Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ketika Mantan Menteri SBY Soroti Dampak Revolusi Industri Keempat

        Ketika Mantan Menteri SBY Soroti Dampak Revolusi Industri Keempat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendiri CT Corp Chairul Tanjung menyoroti dampak perkembangan Revolusi Industri Keempat (Industry 4.0) yang memunculkan konsentrasi ekonomi di tangan orang-orang tertentu serta dominasi kepemilikan asing di perusahaan rintisan berbasis teknologi.

        Dalam peluncuran publikasi Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) di Jakarta, Selasa (20/2/2018), Chairul mewanti-wanti pemerintah untuk memperhatikan perubahan "platform" ekonomi tersebut agar tidak memunculkan kolonialisme baru.

        "Nanti akan banyak perusahaan lokal hilang pangsa pasarnya karena kalah bersaing dan akhirnya mati. Ini merupakan keniscayaan karena prinsip dalam perubahan menuju platform baru adalah pemenang mengambil semua (the winner-takes-all)," kata mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tersebut.

        Chairul berpendapat dominasi asing dalam kepemilikan perusahaan rintisan berbasis teknologi di Indonesia memungkinkan tidak ada ruang bagi investor lokal untuk turut bersaing.

        "Kalau Alibaba dan Amazon nanti masuk, bagaimana nasib toko-toko kaki lima kita? Berapa banyak orang yang akan kehilangan kesempatan untuk dapat berusaha?," kata dia.

        Selain itu, Chairul juga menyoroti tantangan revolusi industri bagi sumber daya manusia mengingat dalam perkembangannya biaya tenaga kerja menjadi semakin mahal namun biaya teknologi semakin murah.

        Ia memaparkan setidaknya lima juta pekerjaan diproyeksikan akan hilang dalam kurun 2015-2020, di mana sektor perkantoran, administrasi, manufaktur, dan produksi yang diprediksi paling besar terimbas.

        "Pabrik akan mengubah (sistem produksi) menjadi robot. Ini hal yang menjadi pekerjaan rumah dan perlu disadari pemerintah," kata Chairul.

        Ia berpendapat pemerintah perlu mengembangkan sistem pendidikan yang mengedepankan inovasi, kreativitas, dan kewirausahaan. Salah satu upaya jangka pendeknya yaitu melalui pengembangan inkubator di universitas yang mengedepankan inovasi teknologi.

        Sebagai upaya jangka menengah, perlu dilakukan perubahan kurikulum pendidikan sekolah yang disesuaikan dengan persiapan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan zaman.

        "Hasilnya memang tidak bisa diterima langsung, bisa sampai 20 tahun dari sekarang," kata Chairul.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: