PT Berdikari (Persero) mulai saat ini tengah melakukan kajian mendalam serta mempersiapkan bisnis model peternakan ayam terintegrasi.
Hal tersebut dilakukan berdasarkan?Rakor Menteri Perekonomian dua tahun silam (29/3/2016) yang menyatakan bahwa BUMN harus hadir dalam bisnis perunggasan terintegrasi untuk menjaga stabilitas harga ayam dan tata kelola industri peternakan ayam dan turunannya.
"Dimulai dengan pengembangan pada sektor hulu dan secara berkesinambungan akan sampai pada sektor hilir, baik secara organik maupun nonorganik dengan mengoptimalkan sinergi sesama BUMN, pihak swasta, koperasi bahkan sampai pada pihak peternak mandiri," jelas Direktur Utama Berdikari Eko Taufik W dalam keterangan yang diterima, Minggu (4/3/2018).
Diketahui, bibit ayam (DOC) Grand Parent yang tiba Jumat shipment pertama, 3 Februari 2018 sekitar 17.000 ekor dengan impor langsung dari Hubard, Perancis untuk pengisian kandang Tasikmalaya.
Nantinya, shipment itu akan diikuti tahap kedua dan seterusnya dari Cobb, Atlanta, Amerika Serikat untuk pengisian kandang Pasuruan. Rencana tahap awal ini yang sebanyak 36.000 merupakan kuota peralihan tahun 2017 dan akan ditambah dengan kuota tahun 2018. Seluruhnya untuk target produksi 2,8 juta ekor PS atau produk akhir sekitar 400 juta FS.
Eko juga menambahkan, setelah memperbaiki kinerja keuangannya di tahun 2017 melalui upaya optimalisasi aset serta melakukan restrukturisasi utang pada Bank dan supplier, di tahun 2018 Berdikari akan mulai mempercepat pengembangan bisnis ayamnya. Termasuk pengembangan peternakan PS dan kemitraan FS, produksi pakan serta pertanian jagung sampai processing atau Rumah Potong Ayam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah