Satu Dekade Perkembangan Dunia Siber Indonesia Baru pada Tahap Sadar
Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Balikpapan -
Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Balikpapan mengajak jurnalis di Kalimantan Timur ikut membangun keamanan siber dan informasi ditengah arus informasi yang banyak dipenuhi hoax atau berita bohong.
Senior Information Security Consultant Xecure IT Gildas Deogrant Lumy mengatakan sejak satu dekade lalu yakni 2007-2017, ditengah masyarakat Indonesia saat ini barut terbangun kesadaran menggunakan media sosial dengan saat tinggi. Namun sayang belum diikuti pola pikir dan prilaku berselancar di media maya dengan cara-cara yang baik.
?Itu harus kita tularkan kampanyekan bersama. Walaupun dalam dunia digital, dunia informasi sekarang menyebarkan mengajak orang untuk berprilaku aman, positif dan produktif supaya kita mandiri dan berdaulat itu tidak serta merta informasi disebar orang mengikuti tapi harus saling mengajak dan mengingat terus menerus,? jelasnya dalam diskusi Pertamina Hulu Mahakam dengan wartawan Kaltim mengenai keamanan siber dain informasi di Balikpapan, Kamis (15/3/2018).
?Karena terus disinformasi berita negative itu tetap membanjiri wilayah siber kita. Ini semua harus terlibat mengajak kalau tidak itu berat dan panjang sekali,? sambungnya.
Indonesia katanya sejak 7 Maret 2007 sudah mendeklarasikan hari keamanan siber namun setelah itu harus dibangun pola piker dan prilaku dengan jangka waktu panjang. ?Jangan harap prilaku bisa aman? bisa positif dan produktif kalau pola pikirnya ya tidak dipahami bersama. Seperti budaya kita pakai karena kita punya pemahaman sama kenapa pakai baju. 1dekade ini baru tahap sadar tapi itupun belum semua pihak,? tuturnya.
Menurutnya membangun budaya keamanan siber menuntut peran semua pihak termasuk kalangan pers. karena itu kalangan jurnalis juga harus sadar, memahami lalu menerapkan pola pikir dan prilaku? berbudaya siber yang aman, bertanggungjawab, produktif, dan tidak menimbulkan persaoalan di masyarakat.
Saat ini bukan lagi soal sadar menggunakan media siber nmaun sudah pada tahap pola piker dan prilaku dalam bermedia sosal. Sebab ada implikasi hukum yang menanti jika kita tidak hati-hati dalam menggunakan media sosial.
Gildas mencontohkan budaya keamanan siber dengan cara mempertanyakan dulu kepada diri sendiri bahwa apakah informasi ini benar. lalu apakah informasi yang disebar akan berbuah kebaikan atau keburukan serta apakah informasi yang akan disebar ini bermanfaat bagi yang membaca. konsep ini seperti yang pernah ditelurkan Filsub Yunani Socrates.
?Saya senang PHM menggangkat tema ini di kalangan? teman-teman media. Disini rulenya kita dalam era dalam jaman now. Ada? 3 filter konsep Socrates sebelum berbagi informasi yakni? apa itu Benarkah? Apakah baik? Dan apakah berguna.? Utamakan: peradamaian, persahabatan dan persaudaraan,? jelasnya.
Dia menyebutkan sangat sedikit orang yang paham dirinya adalah informasi namun dia mengumbar informasin dirinya kepada publik di dunia maya.
?Kalua mau aman kita terapkan konsep kehidupan nyata kita pakai ke dunia maya. ada rule, moral? yang mengikat kita dalam kehidupan nyata begitu pula dengan dunia maya,? tukasnya.
Pada diskusi yang diinisiasi PHM ini juga menganggkat tema lain Aturan Hukum Pidana dan UU ITE terkait Pemberitaan dan Kode Etik Jurnalistik. Sesi ini dibawakan Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr Soetomo, Hendrayana.
Hendrayana memberikan pembekalan bagaimana seorang jurnalis untuk menghindari jeratan hukum dalam penulisan berita. Diantaranya berita harus seimbang, narasumber harus jelas dan upayakan bukan sumber anonim, sumber berita kredibel, menghindari pencampuradukan opini dan fakta.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: