Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Potensi Neraca Perdagangan Surplus Sangat Rendah

        Potensi Neraca Perdagangan Surplus Sangat Rendah Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyampaikan potensi neraca perdagangan menjadi surplus pada beberapa bulan mendatang rendah karena struktur neraca perdagangan yang rentan mengalami defisit akibat lemahnya peran ekspor manufaktur.

        "Manakala ekspor manufaktur tumbuh lemah sebesar 12 persen dalam setahun terakhir sejak Maret 2017 hingga Februari 2018, impor justru tumbuh lebih cepat sebesar 18,7 persen pada periode yang sama," kata Faisal melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

        Namun pada tiga bulan terakhir, saat perdagangan mengalami defisit, pertumbuhan impor mencapai angka 23,7 persen. Faisal menjelaskan memang peningkatan impor sebagian besar yaitu 75 persen, didorong oleh belanja bahan baku dan bahan penolong.

        "Memang ini merupakan indikasi terjadinya peningkatan aktivitas industri manufaktur di dalam negeri. Sayangnya, hal ini juga menunjukkan tingginya tingkat ketergantungan industri domestik terhadap bahan baku impor," kata Faisal.

        Pelemahan itu juga terancam dengan kondisi defisit migas yang masih cenderung melebar karena dorongan kenaikan harga minyak dan peningkatan volume impor untuk antisipasi lebaran.

        Sementara ekspor komoditas sawit yang menjadi andalan utama Indonesia kini menghadapi berbagai ancaman proteksi di berbagai negara, khususnya Eropa, Amerika, bahkan negara importir terbesar India.

        Oleh karenanya, kondisi itu menjadi peringatan bagi pemerintah untuk segera menempatkan upaya peningkatan daya saing industri manufaktur secara komprehensif sebagai agenda utama ke depan.

        "Bukan sekedar untuk memperkuat neraca perdagangan, tetapi juga untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi," katanya menambahkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: