Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Toto Pranoto: Holding Migas Dorong BUMN Jadi Pemain Global

        Toto Pranoto: Holding Migas Dorong BUMN Jadi Pemain Global Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Managing Director Lembaga Manajemen FEB UI Toto Pranoto menilai pembentukan holding migas diharapkan dapat mendorong perusahaan BUMN menjadi pemain global.

        "Holding migas ini jadi alternatif mendorong agar BUMN, dalam hal ini Pertamina, bisa meningkat sebagai pemain global," katanya di Jakarta, Senin (26/3/2018).

        Lanjuntya, dalam pembentukan holding BUMN migas, PT Pertamina (Persero) akan menjadi induk holding sementara PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk menjadi anak usaha Pertamina.

        Toto mengatakan dibandingkan dengan perusahaan migas asal Malaysia Petronas, Pertamina dalam satu dekade terakhir justru mengalami kemunduran. Padahal, dulunya Petronas pernah berguru pada Pertamina.

        Dalam hal aset perusahaan, misalnya, Petronas mampu tumbuh hingga 15,9 persen pada semester pertama 2017, jauh melampaui Pertamina yang hanya tumbuh 4,9 persen.

        Pendapatan Petronas pun disebutnya lebih moncer dengan pertumbuhan pada 2016 hingga 22 persen sementara Pertamina hanya 19 persen.

        "Kenapa bisa lincah? Karena Petronas itu mungkin jadi seperti Pertamina di era 80-an dalam hal organisasi. Mungkin juga karena mereka regulator dan memegang bisnis secara menyeluruh, beda dengan Pertamina sekarang," katanya.

        Toto mengatakan di saat Petronas bisa ekspansi bisnis hingga ke seluruh dunia, Pertamina baru bisa memperluas ke jaringan tertentu saja.

        "Bisa jadi itu karena kekuatan aset dan finansialnya. Bagaimana bisa kuat dan tingkatkan 'value' (nilai)? Ya dengan mengelola migas secara keseluruhan. Makanya holding migas ini bisa jadi alternatif bagaimana agar Pertamina sebagai pemain global bisa meningkat," tuturnya.

        Lebih lanjut, Toto berpendapat masalah lain yang membuat daya saing BUMN Indonesia lemah adalah pengambilan keputusan yang lambat.

        Hal itu berbeda dengan BUMN seperti Temasek (Singapura) dan Khazanah (Malaysia) yang bergerak mandiri secara korporasi tanpa intervensi.

        "Kami berharap jika holding migas bisa dibentuk bagus, harapannya kita bisa punya BUMN yang lebih lincah," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: