Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mentan Janji Pangkas Rantai Pasok Stabilkan Pangan DKI

        Mentan Janji Pangkas Rantai Pasok Stabilkan Pangan DKI Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan rantai pasok akan dipangkas demi menstabilkan harga pangan di wilayah DKI Jakarta sesuai kesepakatan dengan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno.

        "Kata kuncinya adalah kita potong rantai pasok yang terlalu panjang selama ini," kata Amran seusai rapat dengan Sandiaga Uno di kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Rabu, mengenai persiapan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

        Amran menjelaskan, selama ini rantai pasok komoditas pangan bisa mencapai hingga sembilan jenjang mulai dari kelopok tani sampai ke tangan konsumen.

        Padahal, dalam satu jenjang saja, ada keuntungan yang bisa diperoleh hingga sekitar 10 persen.

        "Kalau ada 10 kali pindah, berarti (untung) 100 persen. Contohnya saja bawang yang disparitas harganya mencapai 300 persen di mana harga di lapangan hanya Rp10 ribu, tapi kalau di kota sampai Rp30-40 ribu. Ini yang akan kita potong," ucapnya, menegaskan.

        Khusus untuk DKI Jakarta yang telah menyepakati komitmen harga pangan stabil selama Ramadhan-Idul Fitri, Amran mengatakan pihaknya akan memberikan akses langsung dari produsen di daerah ke PD Pasar Jaya dan Food Station Tjipinang Jaya.

        "Kita siapkan daerah-daerah produsen bawang merah, produsen cabai, beras itu untuk langsung ke PD Pasar Jaya dan Food Station. Ini kita langsung potong. Itu operasionalnya," jelasnya.

        Amran menambahkan pemutusan rantai pasok akan dimulai Maret ini, tanpa perlu menunggu Mei saat menjelang Ramadhan.

        Hal itu dilakukan sebagai persiapan yang lebih awal menyambut Ramadhan dan Idul Fitri yang menurut dia cenderung mengalami kenaikan harga.

        Padahal, pasokan pangan saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri dipastikannya akan dapat memenuhi kebutuhan karena Mei sudah memasuki puncak produksi yang diharapkan mendorong pasokan pangan hingga 30-40 persen.

        "Sebenarnya saat Ramadhan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Tapi secara psikologi memang kebanyakan harganya cenderung naik. Kita sekarang ubah 'mindset' kalau Ramadhan ini harga stabil," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: