Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Emas Melonjak Karena Kekhawatiran Perdagangan

        Emas Melonjak Karena Kekhawatiran Perdagangan Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
        Warta Ekonomi, Chicago -

        Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak 1,48 persen pada akhir perdagangan Selasa (3/4/2018) pagi WIB, didorong kekhawatiran meningkatnya ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

        Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni, naik 19,6 dolar AS atau 1,48 persen, menjadi menetap di 1.346,90 dolar AS per ounce.

        Para investor kembali dari libur panjang akhir pekan Paskah untuk perkembangan baru tentang perang perdagangan, yang membantu meningkatkan permintaan emas sebagai salah satu aset "safe-haven".

        Tiongkok menangguhkan konsesi tarif atas 128 item produk-produk AS termasuk daging babi dan buah-buahan mulai Senin (2/4), menurut Departemen Keuangan.

        Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara telah memutuskan untuk mengenakan tarif 15 persen atas 120 item produk-produk yang diimpor dari Amerika Serikat, termasuk buah-buahan dan produk-produk terkait, serta tarif 25 persen untuk delapan item produk-produk impor termasuk daging babi dan produk-produk terkait dari negara tersebut, menurut pernyataan yang dimuat di situs web kementerian.

        Pernyataan itu mengatakan bahwa langkah tersebut adalah tindakan balasan sebagai tanggapan atas langkah AS sebelumnya untuk menerapkan tarif impor baja dan aluminium.

        Meskipun ada keberatan di seluruh dunia, pemerintah AS memutuskan untuk mengenakan tarif 25 persen untuk impor baja dan tarif 10 persen untuk impor aluminium, dengan tarif-tarif impor dari negara-negara termasuk Tiongkok.

        Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 40,4 sen AS atau 2,48 persen, menjadi menetap di 16,672 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Juli bertambah 3,9 dolar AS atau 0,42 persen, menjadi ditutup pada 936,50 dolar AS per ounce.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: