Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak Terimbas Sentimen Global, Bagaimana Kondisi Pasar Obligasi Indonesia?

        Banyak Terimbas Sentimen Global, Bagaimana Kondisi Pasar Obligasi Indonesia? Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saat ini market Indonesia cukup banyak terimbas dari sentiment global, lantaran sedikitnya sentimen domestik. Di pasar obligasi, Bahana memproyeksikan bahwa kondisi pasar obligasi Indonesia mulai membaik meski belum signifikan.

        Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Management, Budi Hikmat, menuturkan bahwa selama yield obligasi pemerintah di atas 6,5%, investor pasti akan tertarik.

        "Kami juga berharap agar Bank Indonesia tetap menjaga suku bunga BI 7-day Repo Rate pada level 4.25% hingga akhir tahun, untuk memacu pertumbuhan kredit,? sebut Budi?dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (5/4/2018).

        Sementara itu, pasar saham Indonesia masih membutuhkan stimulus positif karena melihat koreksi yang sudah cukup dalam. ?IHSG secara teknikal memang sudah terkoreksi cukup dalam. Apakah ini opportunity? Indonesia membutuhkan sentimen domestik positif untuk bisa membangkitkan kembali keyakinan investor asing,? ungkap Budi.

        Beberapa stimulus positif yang dinantikan dan dapat menggairahkan pasar kembali di antaranya adalah data fiskal pada bulan Mei, baik penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah.

        Hasil pelaporan pajak individu (SPT) pada Maret dan SPT Perusahaan pada April mendatang bisa memberi kepercayaan bagi para investor. Apalagi, penerimaan pajak dari Januari hingga Februari 2018 lalu tumbuh 13,48%. Data ini penting untuk menunjukkan bahwa Indonesia dapat membiayai percepatan infrastruktur secara lebih mandiri dan mengurangi penerbitan utang.

        Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif PT Bahana TCW Investment Management, Soni Wibowo, menambahkan laporan keuangan emiten kuartal satu tahun ini juga bisa menjadi katalis positif bagi IHSG. ?Sebagian besar laporan keuangan perusahaan pada kuartal empat lalu masih sesuai dengan ekspektasi analis atau consensus. Maka itu, kami berharap hasil kinerja emiten kuartal satu juga akan tetap terjaga,? terang Soni.

        Beberapa sektor industri mencatat pertumbuhan kinerja yang sesuai dengan proyeksi analis. Misalnya, sektor pertambangan, terutama batubara dan sektor perbankan. Akan tetapi, sebagian sektor juga membukukan pertumbuhan di bawah target, seperti sektor telekomunikasi yang memiliki pertumbuhan margin melandai disebabkan kepemilikan telepon yang sudah optimum. Sektor industri semen juga melambat karena menghadapi persaingan ketat dengan semen impor. Adapun, sektor consumer goods, terutama untuk makanan konsumsi belum begitu menunjukkan kinerja yang baik di kuartal satu.

        Ke depan, Bahana TCW Investment Management melihat potensi koreksi terhadap IHSG sedikit membaik dibandingkan kuartal sebelumnya.

        ?Indeks mungkin masih sedikit terkoreksi, namun untuk beberapa saham sudah terlihat bahwa valuasinya sudah lebih murah. Portfolio manager sudah mulai menunggu untuk membeli kembali, seiring ekspektasi kinerja keuangan kuartal satu yang diharapkan sesuai dengan harapan,? ungkap Soni.

        Adapun bagi para investor yang ingin berinvestasi di reksa dana pasar saham, Bahana menyarankan agar menempatkan investasi secara bertahap sehingga bisa memperoleh hasil yang maksimal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ratih Rahayu
        Editor: Ratih Rahayu

        Bagikan Artikel: