Otoritas Jasa Keuangan mengintensifkan sosialisasi seputar pasar modal berbasis syariah guna meningkatkan pengetahuan dan penerimaan masyarakat seperti dilakukan di Bekasi.
"Pengetahuan masyarakat tentang pasar modal berbasis syariah di Indonesia masih sangat rendah," kata Kabag Pengembangan Pasar Modal Syariah OJK, Arif Mahfud pada acara Invest Talk Reksadana Syariah, bertajuk "Investasi Aman untuk Masa Depan" di Plaza Pemkot Bekasi di Bekasi Selatan, Minggu (22/4/2018).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota Bekasi bersama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).
Lembaganya telah memiliki strategi untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pasar modal berbasis syariah di Indonesia. Strategi ini sudah ada dalam road map OJK, katanya.
Dikatakan Arif, sejumlah materi sosialisasi yang disampaikannya berupa penguatan infrastruktur hukum berikut produk dan sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, OJK juga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta pihak terkait lainnya secara masif.
"Selama ini peran BUMN belum terlalu optimal. Pengetahuan dari pengambilan keputusan saat ini masih melihat jangka pendeknya. Mereka juga masih nyaman dengan produk konvensional," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Director &?Chief of Legal, Risk, & Compliance?PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Justitia Tripurwasani, mengatakan Bekasi memiliki potensi yang cukup besar dalam bisnis pasar modal berbasis syariah.
"Hal yang lebih mengetahui karakteristik masyarakat Bekasi adalah MES. Menurut MES, potensi di sini cukup besar. Dari sisi Manulife, kita punya Facebook dan Instagram, ini memang besar sekali yang mem-follow kita. Mereka tidak hanya melihat, tetapi aktif untuk berinteraksi," katanya.
Menurut Justitia, Bekasi juga menjadi kota pertama terselenggaranya Invest Talk sebagai tindak lanjut kerja sama dengan OJK dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk pasar modal yang pengelolaannya sesuai dengan prinsip syariah.
Dikatakannya, seiring dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat di Kota Bekasi, secara perlahan mulai muncul kebutuhan untuk menyimpan maupun mengembangkan dananya di sejumlah produk syariah.
"Namun sayangnya, karena minimnya tingkat pengetahuan finansial, masih ada saja anggota masyarakat kita yang terjebak investasi bodong, yang terkadang berkedok agama," katanya.
Selain itu, kata Justitia, hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2016 yang dilakukan oleh OJK diketahui, tingkat literasi pasar modal syariah di Indonesia sangat rendah hanya 0,02% dan tingkat inklusi atau penggunaannya hanya 0,01%.
"Kami berharap kegiatan seperti ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pasar modal syariah. Selain itu diharapkan, tingkat penggunaan produk pasar modal syariah, terutama reksabdana syariah dapat meningkat," katanya.
Reksa dana syariah merupakan produk investasi di pasar modal yang diklaim aman, terjangkau, dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dengan dana investasi minimum Rp10 ribu. (FNH/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah