Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung penggunaan Aspal Buton (Asbuton) pada pekerjaan preservasi dan pembangunan jalan di Indonesia. Tahun 2018, penggunaan Asbuton akan dilakukan pada jalan sepanjang 709 km yang tersebar pada ruas jalan di berbagai provinsi dengan jumlah Asbuton yang dibutuhkan sebesar 58.879 ton.?Kementerian PUPR telah bekerja sama dengan BUMN PT Wijaya Karya yang akan memproduksi sekitar 2.000 ton Asbuton pada bulan Juni dan Juli 2018.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga, menuturkan kini juga dikembangkan bagaimana melakukan ekstraksi pemurnian (Asbuton). Jadi, terpisah antara aspal dan batu?dengan 99% adalah kandungan aspal murni.?
?Mudah-mudahan kita berhasil dengan ekstraksi pemurnian tersebut. Karena dengan ekstraksi pemurnian tersebut, nantinya kita akan bisa lebih cepat, murah, dan lebih kompetitif karena 99 persen murni aspal,? jelasnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (10/5/2018).
Asbuton merupakan kekayaan alam Indonesia dengan deposit Asbuton diperkirakan sebesar 663 juta ton dan kandungan bitumen sekitar 132 juta ton. Asbuton tidak persis sama dengan aspal minyak sehingga teknologinya agak berbeda dengan teknologi perkerasan jalan menggunakan aspal minyak.
Teknologi Asbuton terus dikembangkan, baik dari sisi jaminan kualitas dan teknik penghamparan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR, di antaranya yakni campuran beraspal dengan Asbuton, Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA), Butur Seal, Cape Buton Seal, dan Asbuton Campuran Aspal Emulsi.
Penggunaan teknologi Asbuton sudah dilakukan oleh Kementerian PUPR pada beberapa ruas jalan nasional. Pada tahun 2017, dilakukan replikasi perdana teknologi Butur Seal dan CPHMA untuk jalan dengan lalu lintas rendah hingga sedang di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini juga sekaligus memperkenalkan teknologi Asbuton kepada Pemda dan penyedia jasa tingkat provinsi, kabupaten, dan desa.
CPHMA adalah produk campuran beraspal siap pakai. Pencampuran dilakukan secara pabrikasi kemudian didistribusikan dalam bentuk kemasan dan selanjutnya dihampar dan dipadatkan secara dingin (pada temperatur udara). Teknologi ini bermanfaat untuk pembangunan jalan di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil yang tidak memiliki akses ke alat pencampur aspal (Asphalt Mixing Plan, AMP).
Untuk meningkatkan penelitian dan pemanfaatan Asbuton tersebut, Kementerian PUPR membentuk Loka Litbang Asbuton yang berlokasi di Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Unit kerja ini bertugas melakukan penelitian dan pengembangan Asbuton; melakukan pengujian dan sertifikasi produk dan teknologi Asbuton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu