Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ramadan 2018, Kemendag Waspadai Pergerakan Harga Ayam dan Telur

        Ramadan 2018, Kemendag Waspadai Pergerakan Harga Ayam dan Telur Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzani
        Warta Ekonomi, Sukoharjo -

        Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia mewaspadai komoditas ayam dan telur selama bulan Ramadan 2018 khususnya dari sisi fluktuasi harga dan ketersediaan barang.

        "Kalau diwaspadai dalam konotasi negatif saya rasa tidak, pada dasarnya semua stabil. Hanya kendala yang perlu disinergikan lebih lanjut, seperti ayam dan telur," kata Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan Kemendag RI Eva Yuliana di sela pembagian paket sembako di Pondok Pesantren Al Muayyad Windan, Sukoharjo, Jumat (25/5/2018).

        Ia mengatakan salah satu yang perlu diperhatikan adalah sinkronisasi produksi dua komoditas tersebut antardaerah.

        "Mana yang berlebih dan mana yang kurang agar bisa saling bersinergi antardaerah. Pada prinsipnya kalau memang ada masalah stok yang berkurang harus dicarikan solusinya, masalahnya apa," katanya.

        Menurut dia, antara peternak dengan pedagang harus duduk bersama untuk mencari solusi.

        "Masalahnya di mana, apakah karena pakan atau karena penyakit. Tidak bisa dari satu kementerian tetapi harus ada keterlibatan lembaga terkait," katanya.

        Sebelumnya, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) menyatakan produksi telur ayam mengalami penurunan akibat virus H9N2 yang menyerang ayam petelur.

        "Dari sekitar 5 juta ekor ayam petelur produktif di Soloraya saat ini, hanya 50 persen yang dapat menghasilkan telur," kata Sekretaris Pinsar Soloraya Heru Santoso.

        Ia mengatakan penurunan produksi tersebut berdampak pada kenaikan harga telur ayam di pasaran. Apalagi pada saat bulan Ramadhan biasanya terjadi kenaikan permintaan di kalangan masyarakat.

        Sementara itu, Penasehat Pinsar Robby Susanto berharap pemerintah segera mengeluarkan tindakan terkait dengan penurunan produktivitas telur ayam tersebut.

        "Paling tidak pemerintah segera menangani virus yang menyerang ayam petelur ini karena kalau dibiarkan maka produksi akan terus mengalami penurunan," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: