Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ramadan, Ekspor Minyak Sawit ke Negara Mayoritas Muslim Naik

        Ramadan, Ekspor Minyak Sawit ke Negara Mayoritas Muslim Naik Kredit Foto: Antara/Rahmad
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di bulan Ramadan kali ini, kenaikan ekspor sawit ke?negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim mengalami kenaikan.

        Berdasarkan keterangan dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), yang diterima di Jakarta, Rabu (30/5/2018), sepanjang 2018, kenaikan ekspor terjadi di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, yaitu Bangladesh, Negara Timur Tengah, dan Pakistan. Bangladesh membukukan kenaikan impor sebesar 222% atau dari 64,57 ribu ton di Maret naik ke 208,10 ribu ton di April 2018 ini.

        Pada April 2018 ini merupakan rekor pertama Bangladesh dengan impor minyak sawit di atas 200 ribu ton. Secara yoy, pada periode Januari?April 2018, Bangladesh menorehkan kenaikan impor yang cukup signifikan yaitu sebesar 66% atau dari 358,87 ribu ton periode Januari?April 2018 terkerek menjadi 595,09 ribu ton periode yang sama di 2018.

        Kenaikan impor juga di ikuti oleh Negara-negara di Timur Tengah yaitu sebesar 39%, dari 146,84 ribu ton di Maret, naik menjadi 204,21 ribu ton pada April.

        Sementara itu, Pakistan membukukan kenaikan impor sebesar 0,23% atau dari 162,93 ribu ton di Maret, naik menjadi 163,30 ribu ton di April 2018.

        Kenaikan impor oleh Bangladesh ini memanfaatkan kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh India, sehingga industri-industri olahan di Bangladesh mendapatkan keuntungan besar. Impor Bangladesh bisa juga dipengaruhi oleh keberhasilan dari misi dagang Kementerian Perdagangan RI bersama Asosiasi Sawit pada Maret 2018.

        Kalau melihat sisi harga, sepanjang bulan April 2018, harga CPO global bergerak di kisaran US$640 ? US$680 per metrik ton dengan harga rata-rata US$662,2 per metrik ton. Harga rata-rata April menurun US$14 dibandingkan harga rata-rata pada Maret lalu US$676,2 per metrik ton.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ratih Rahayu
        Editor: Ratih Rahayu

        Bagikan Artikel: