Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kia Tarik 507.000 Kendaraan di AS Karena Airbag

        Kia Tarik 507.000 Kendaraan di AS Karena Airbag Kredit Foto: Arif Hatta
        Warta Ekonomi, Washington -

        Kia Motors Corp akan menarik (recall) lebih dari 507.000 kendaraan di Amerika Serikat (AS) atas masalah sistem kelistrikan yang menyebabkan kantung udara (airbag) tidak mengembang apabila terjadi kecelakaan.

        Recall itu berdasarkan pengumuman Administrasi Keselamatan Lalulintas Jalan Raya AS (NHTSA) Maret lalu, yang menyelidiki beberapa kantong udara tidak mengembang di kendaraan Kia dan afiliasinya, Hyundai, setelah kasus kecelakaan menewaskan empat orang dan enam lainnya terluka, menurut Reuters, Sabtu (9/6/2018).

        Kedua pabrikan Korea Selatan itu telah menarik hampir 1,1 juta kendaraan di AS untuk mengatasi masalah tersebut.

        NHTSA mengatakan, enam kecelakaan serius itu terjadi dalam tabrakan frontal, saat kantong udara tidak mengembang. Empat kasus pada 2011 melibatkan Hyundai Sonata dan dua kasus lainnya terjadi di Kia Forte pada 2011 dan 2012.

        Model kendaraa Kia yang di-recall antara lain Kia Forte 2010-2013, Kia Optima 2011-2013, Kia Optima Hybrid dan Sedona model 2011-2012.

        Perusahaan itu mengatakan unit kontrol kantong udara diduga mengalami korsleting karena rentan terhadap tekanan listrik. Perusahaan juga menyatakan belum melakukan perbaikan karena masih bekerjasama dengan pemasok komponen terkait masalah ini.

        Juru bicara Kia, James Bell, mengatakan perusahaan "berusaha memperbaiki sesuai tanggal yang diberikan kepada pemilik yaitu 27 Juli. Jika Kia tidak memiliki solusi pada tanggal tersebut atau jika ada pelanggan merasa tidak aman dalam kendaraannya, kami akan menyediakan mobil sewaan sampai perbaikan selesai."

        Selain Kia, Hyundai juga mengeluarkan perintah penarikan terhadap 154.000 unit Sonata di AS atas laporan masalah kelistrikan di kantong udara, demikian Reuters.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: