Sejumlah mata uang pasar berkembang terpukul oleh apresiasi dolar yang begitu tajam pascakomentar hawkish dari Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, yang mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga AS tahun ini.
Research Analyst FXTM,?Lukman Otunuga, menuturkan, rupiah mengalami tekanan jual luar biasa saat perdagangan dimulai kembali pascalibur panjang Lebaran. USDIDR kembali bergerak ke atas level psikologis 14.000.
"Karena faktor penggerak di balik depresiasi rupiah adalah faktor eksternal, mata uang Indonesia dapat semakin tergelincir di jangka pendek hingga menengah," tutur Lukman dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (22/6/2018).
Menurut Lukman, hal yang perlu diperhatikan bahwa kombinasi apresiasi dolar, ekspektasi kenaikan suku bunga AS, dan ketidakpastian geopolitik sepertinya akan terus menekan mata uang pasar berkembang.
"Bank Indonesia mungkin saja terpaksa melakukan intervensi pasar guna melindungi rupiah apabila dolar terus menguat," imbuh Lukman.
Para trader teknikal akan terus mengamati bagaimana USDIDR bereaksi di atas level psikologis 14.000. Breakout di atas 14.250 dapat membuka jalan menuju 14.750 di jangka pendek.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: