Penjaga pantai Libya menangkap 948 migran Afrika di perahu karet dalam beberapa operasi dan juga menemukan 10 mayat pada hari Minggu (24/6/2018), pejabat dan seorang saksi di pangkalan angkatan laut Libya mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Operasi itu yang digelar sejak pekan lalu, dari sebagian besar migran Afrika yang mencoba menuju ke Italia tetapi dibawa kembali ke Libya menjadi hampir 2.000.
Pantai barat Libya adalah titik keberangkatan utama bagi ribuan migran yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan dan berusaha mencapai Eropa. Jumlah penyeberangan telah menurun tajam sejak Juli 2017 ketika sebuah kelompok bersenjata mengusir pedagang manusia dari sebuah pusat penyelundupan setelah kesepakatan yang didukung Italia.
?Para penjaga pantai menangkap migran ilegal dalam kelompok yang berbeda. Kelompok pertama berhasil menyelamatkan 97 orang pada satu perahu karet dan kelompok kedua sebesar 361 migran di dua perahu karet,? ujar juru bicara pasukan Angkatan Laut, Ayoub Qassem.
"Kelompok kedua dibawa ke kota Khums," kata Qassem, dengan menambahkan bahwa kedua kelompok itu mencakup 110 wanita dan 70 anak-anak, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (25/6/2018).
Seorang saksi yang mengawasi kedatangan kapal penjaga pantai lain di pangkalan angkatan laut Abu Sittah di Tripoli mengatakan kelompok ketiga termasuk 490 migran yang mengambil alih kota Qarabulli. Di antara mereka ada 75 wanita dan 20 anak-anak.
Libya terjerumus dalam kekacauan menyusul pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan Muammar Qaddafi pada 2011, dengan banyak kelompok bersenjata dan dua pemerintahan bersaing memperebutkan kekuasaan.
Sebagian besar migran mencoba untuk menyeberangi Laut Tengah menuju Italia, berharap mereka akan dijemput oleh kapal-kapal yang dijalankan oleh kelompok bantuan dan dibawa ke sana, meskipun banyak yang tenggelam sebelum mereka diselamatkan.
Awal bulan ini, menteri dalam negeri Italia, Matteo Salvini, bersumpah untuk tidak lagi membiarkan kapal penyelamat melepaskan diri dari para migran yang diselamatkan di Italia, dengan meninggalkan satu kapal terdampar di laut selama beberapa hari dengan lebih dari 600 migran sampai Spanyol menawarkan mereka pelabuhan yang aman.
Italia mengecam Malta pada hari Minggu karena penolakannya untuk mengambil kapal bantuan berbendera Belanda dengan lebih dari 230 migran di dalamnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo