PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memandang bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.?
Hal ini disampikan oleh Direktur Utama BE), Inarno Djajadi, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BEI, di Jakarta, Jumat (28/6/2018).
"Saya rasa itu kembali dampak kembali dari faktor eksternal dan akan terus terjadi ke depannya," ujarnya.?
Ia pun menyatakan bahwa pihaknya bakal mendukung rencana Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga 7 days repo rate.
"Kalau ingin mengendalikan kurs tingkat suku bunga harus dinaikkan, tapi kebijakan ini juga akan berdampak ke IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)," tegasnya.
Inarno pun percaya bahwa para pelaku pasar sudah mengantisipasi kemungkinan kebijakan kenaikan suku bunga ini dari jauh-jauh hari.
"Ada kalanya pasar sudah mengantisipasinya sehingga tidak akan berdampak terlalu dalam (ke IHSG)," jelasnya.
Maka dari itu, kata dia, saat ini tugas BI-lah yang bakal menetralkan kembali nilai tukar rupiah dan dirinya mempercayai hal tersebut kepada otoritas bank sentral.
"Domain dari BI untuk mempertahankan rupiah agar enggak terlalu terdepresiasi. Banyak yang melihat kalau eksternal faktor dolar menguat, regional juga menaikkan suku bunga agar capital outflow terkendali," ujarnya.
Sekadar informasi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada?pagi hari ini bergerak melemah sebesar 8 poin menjadi Rp14.402 per dolar AS. Angka tersebut melemah dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.394 per dolar AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: