Penjabat Sekretaris Daerah Sulsel, Tautoto TR, menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk mengembangkan komoditas lada. Itu ditunjukkan dengan adanya nota kesepahaman melibatkan 8 daerah lingkup Sulsel. Kerjasama tersebut juga bagian dari upaya mendukung Sulsel sebagai daerah prioritas pengembangan komoditas lada.?
Tautoto mengatakan potensi perkebunan di Sulsel sangat besar. Olehnya itu, butuh perencanaan yang matang untuk memastikan produktivitas tanaman terus meningkat. Besarnya potensi itu, khususnya komoditas lada yang membuat pemerintah pusat menyertakan Sulsel sebagai 8 provinsi prioritas pengembangan komoditas lada di Indonesia.?
"Masuknya Sulsel dalam pengembangan? komoditas lada menjadi peluang besar. Itu karena dukungan anggaran pusat pasti akan diberikan sehingga pemerintah provinsi dan kabupaten harus bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin," kata Tautoto, Jumat (24/8).?
Tautoto melanjutkan komitmen Sulsel melalui nota kesepahaman melibatkan 8 daerah meliputi Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Enrekang, Bone, Sinjai, Wajo dan Bulukumba. Melalui kerjasama itu, diharapkan agar produktivitas komoditas lada lingkup Sulsel dapat terus ditingkatkan.??
"Pemerintah daerah juga harus bisa mendukungya dengan menyiapkan anggaran. Dengan demikian, program pemerintah bisa tetap sejalan, mulai dari pembinaan petani, penyediaan bibit serta lainnya," terang dia.?
Tidak kalah penting, Tautoto menyampaikan kualitas lada juga bisa dijaga dengan baik. Kualitas lada harus sesuai dengan kebutuhan pasar dan harganya bisa menguntungkan petani. "Saya telah memerintahkan kepala dinas perkebunan agar segera mengundang para importir dan eksportir lada untuk menyatukan persepsi utamanya terkait harga dan kualitas yang sama-sama harus dijaga," terangnya.?
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Sulsel, Andi Parenrengi, mengatakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memiliki keinginan sekaligus komitmen serupa untuk mengembalikan kejayaan rempah di Indonesia. Diketahui, sekitar 500 tahun lalu, Indonesia termasuk Sulsel merupakan salah satu daerah produsen komoditas lada.?
Terlepas dari itu, Parenrengi mengakui produksi komoditas lada di Sulsel memang belum maksimal. Itu disebabkan berbagai hal, seperti dipengaruhi iklim, curah hujan yang tinggi, kekeringan dan hama. "Kerjasama yang ada ditujukan untuk meningkatkan pertanaman lada dengan pemanfaatan teknologi tepat guna, perluasan area serta penyiapan benih berkualitas," pungkasnyaa.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: