Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perempuan Indonesia Harus Siap Hadapi Era Inovasi Disruptif

        Perempuan Indonesia Harus Siap Hadapi Era Inovasi Disruptif Kredit Foto: Andi Aliev
        Warta Ekonomi, Yogyakarta -

        Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih menyampaikan bahwa perempuan Indonesia sebagai ibu banga harus siap menghadapi era inovasi disruptif atau revolusi industri 4.0.

        "Ibu-ibu dan perempuan muda milenial harus sadar saat ini kita telah memasuki era revolusi industri 4.0, perubahan ini wajib diantisipasi, karena jika tidak perempuan akan tertinggal dan dirugikan," kata Sri saat berbicara dalam diskusi panel di Yogyakarta, Jumat (15/9/2018).

        Ia menjelaskan, saat ini perlahan beberapa aspek dalam kehidupan telah mengadaptasi teknologi digital, khususnya di bidang kewirausahaan, hingga layanan pemerintahan.

        "Sekarang pasti banyak ibu dalam ruangan ini yang menggunakan layanan Go-Food, Go-Glam, bahkan saat ini untuk membuat paspor, SIM (Surat Izin Mengemudi), dan layanan perizinan lain sudah diurus via daring," kata Sri dalam diskusi tersebut.

        Bahkan, ia menjelaskan, kamar-kamar kosong di rumah pun dapat disewakan untuk para pelancong dari berbagai negara di dunia.

        "Ada kamar kosong di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, juga di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah saat ini dapat disewakan via portal daring, AirBnB, dan ternyata laku, banyak turis datang menginap di sana," tambahnya.

        Ketua Dewan Pertimbangan Presiden menjelaskan, perempuan harus mampu memanfaatkan sumber daya digital yang tersedia di dunia maya.

        "Otomatisasi memang menghilangkan banyak lapangan kerja, tetapi banyak juga kesempatan tersedia. Itu sebabnya, ibu-ibu juga perempuan muda harus mau belajar meningkatkan kemampuannya memanfaatkan kesempatan yang ada," tukas Sri.

        Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa perempuan di Indonesia sudah memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk mengaktualisasi diri.

        "Perempuan sudah pernah menduduki jabatan presiden, banyak yang saat ini tengah jadi menteri, ada juga pejabat di BUMN, perusahaan. Tantangannya sekarang, perempuan harus dapat menghimpun kekuatan agar posisi tawarnya tinggi," terang Sri.

        Ia turut mengingatkan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) perlu meningkatkan partisipasinya dalam program pembangunan negeri.

        "Konawi harus mulai berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, langkah paling sederhana ikut Musrembang, datang audiensi dan menyampaikan langsung aspirasi yang mewakili kepentingan perempuan dalam pembangunan di Indonesia," tambahnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: