Pemerintah berkomitmen mendorong pengembangan mobil listrik yang notabene sangat ramah lingkungan. Saat ini pemerintah sedang menggodok besaran insentif yang akan diberikan pada mobil listrik sehingga harganya bisa terjangkau.
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto, mengungkapkan pihaknya telah? mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai pemberian insentif fiskal berupa tax holiday, Bea Masuk Ditanggung Pemerintah, serta pembiayaan ekspor dan bantuan kredit modal kerja untuk pengadaan battery swap.
?Dari sisi fasilitas nonfiskal seperti penyediaan parkir khusus, keringanan biaya pengisian listrik di SPLU hingga bantuan promosi,? Kata Airlangga di Jakarta, Sealsa (6/11/2018).
Lebih jauh Airlangga mengaku pemerintah sudah menyelesaikan studi tentang pengembangan mobil listrik ini dengan melibatkan enam perguruan tinggi negeri. Keenam perguruan tinggi tersebut antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM),Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut TeknologiSepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Udayana.
Dari hasil studi dan riset tersebut ditemukan bahwa mobil listrik dinilai mampu menghemat energi hingga 80% dibandingkan mobil konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
?Berdasarkan penelitian, rata-rata mobil listrik jenis hybrid itu bisa hemat 50%, sedangkan yang plug-in hybrid bisa lebih hemat lagi hingga 75-80%,? Ujar Ketua Umum Partai Golkar itu.
Bahkan lanjut Airlangga, penggunaan mobil listrik ini bisa menghemat BBM hingga dua kali lipat dibanding saat memakai bahan bakar B20.
?Kalau program B20 saja sudah bisa menghemat sekitar 6 juta kiloliter BBM, maka dengan hybrid atau plug-in hybrid akan ada dua kali penghematan,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: