Provinsi Jawa Timur (Jatim) merupakan salah satu provinsi yang cukup besar di Indonesia. Maka tidak mengherankan bila daerah di timur Jawa itu memiliki peran yang cukup besar terhadap perekonomian nasional, di mana sebesar 14,67% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia merupakan kontribusi dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jatim.
Demikian disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi, dalam sambutannya saat membuka Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "Membangun Indonesia Dalam Perspektif Peningkatan Daya Saing Daerah", bertempat di Ruang Hayam Wuruk, Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Kamis (22/11/2018).
"Provinsi Jawa Timur ini adalah provinsi yang cukup besar. Kalau saya bandingkan dengan provinsi lain itu biasa. Pagi ini kita bandingkan dengan Singapura. Jawa Timur ini 66 kali luas wilayahnya Singapura. Penduduknya 7 kali Singapura, kita 39,5 juta," ujarnya yang hadir dalam FMB 9 mewakili Gubernur Jatim Soekarwo.
Dengan kondisi geografis dan demografis tersebut, Wahid pun menyatakan bahwa Provinsi Jatim saat ini menjadi sentral ekonomi nasional, khususnya sentral aktivitas ekonomi provinsi-provinsi yang ada di bagian timur Indonesia.
"Data menunjukan 50 sampai 70% barang-barang yang ada di provinsi wilayah timur sentralnya berasal dari Jawa Timur. Kalau saya jumlah, dari PDRB Jawa Timur ditambah provinsi wilayah timur itu mencapai 34,16 persen dari PDB nasional atau sepertiga lebih ekonomi Indonesia sentralnya berasal dari Jawa Timur," jelasnya.
Di samping itu, lanjut Wahid, penduduk Provinsi Jatim dan provinsi-provinsi di wilayah timur yang sentral aktivitas ekonomi di Jatim jumlahnya mencapai 36,62% penduduk indonesia.
"Artinya, sepertiga sentral ekonomi penduduk Indonesia itu di Jatim," tandasnya.
Sebagai informasi, aspek ekonomi di Jawa Timur sejatinya memang jauh dari kondisi yang mengkhawatirkan. Pasalnya, dalam lima tahun terakhir tercatat pertumbuhan ekonomi selalu berada lebih dari 5%.
Pada 2012, saat angka pertumbuhan ekonomi nasional mencatatkan pertumbuhan 6,23%, Provinsi Jatim sanggup membukukan catatan hingga 6,64%. Ini artinya, sepanjang setengah dekade terakhir pertumbuhan ekonomi Jatim selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Lebih jauh menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi di Jatim pada triwulan I-2018 bila dibandingkan triwulan I-2017 tumbuh sebesar 5,5%, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,37%.
Sementara pertumbuhan pada triwulan II-2018 mencapai 5,6% (year on year/yoy), atau lebih tinggi dibandingkan nasional yang tercatat sebesar 5,3% (yoy), dan meningkat dibandingkan triwulan I-2018 yang tumbuh 5,5% (yoy).
Adapun tiga sektor ekonomi utama yang mendukung Provinsi Jatim, yaitu sektor industri pengolahan 29 persen, sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan motor sebesar 18%, dan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 13%.
Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini antara lain Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laskda Agus Setyadi, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: