Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga, menyesalkan tudingan politikus Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria yang soalh menuduh pemerintah menghalangi massa reuni alumni 212 menuju Jakarta.
Arya mengatakan, tuduhan tersebut sepihak dari pihak Prabowo-Sandiaga sebagai strategi bermain politik yang berperan seolah-olah menjadi korban atau playing victim dengan tujuan menarik simpati masyarakat.
"Mereka lagi menggunakan praktik playing victim itu dengan tuduhan tak berdasar," ujarnya di Jakarta, Senin (26/11/2018).
"Mereka mencari simpati masyarakat, tapi enggan punya buktinya apa. Jangan dong, kasian merekanya juga, lucu aja," tambahnya.
Lebih lanjut, Arya menyatakan bahwa tudingan itu hanya kabar bohong atau hoaks karena tak memiliki bukti yang kuat. Ia menilai tuduhan itu hanya sekadar ingin menjelek-jelekkan pihak pemerintah dan secara khusus ingin menjelekkan tim sukses Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Mana buktinya, jangan menyebar hoaks, itu namanya menjelek-jelekkan pihak lawan," katanya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria menyebut ada kelompok yang berupaya menghalang-halangi agenda Reuni 212. Hal itu disebutnya berdasarkan laporan dari Panitia Reuni 212 bahwa massa dari beberapa daerah dihambat menuju ke Jakarta. Misalnya, ada Perusahaan Otobus (PO) yang membatalkan pesanan massa 212.
"Kubu sebelah ini terlalu berlebihan. Aparat juga. Tidak bijak. Tidak baik, tidak demokratis. Cara cara begini sudah lebih dari Orde Baru," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim