Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duel Jokowi vs Prabowo Jangan Sampai Ganggu Kerukunan

        Duel Jokowi vs Prabowo Jangan Sampai Ganggu Kerukunan Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Denpasar -

        Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap persaingan dan perbedaan antara Prabowo dan Jokowi dalam pemilihan umum tahun depan tidak sampai mengganggu kerukunan bangsa, yang beragam dalam agama, suku, budaya, bahasa dan adat istiadat.

        "Pesan ini penting saya sampaikan karena jangan sampai demi tahun politik kita mengorbankan kekayaan bangsa tersebut," kata Lukman saat menyampaikan sambutan pada perayaan Puncak Gita Jayanti Nasional 2018 di kampus Institut Seni Indonesia Denpasar, Sabtu malam.

        Dia mengatakan kekuatan kerukunan dan toleransi bangsa akan diuji dalam pemilihan presiden dan anggota legislatif tahun depan.

        "Dalam pandangan saya, meskipun Indonesia sangat majemuk, namun sebagai bangsa yang berbingkai NKRI, pilar-pilar penyangganya tetap harus dijaga keutuhannya," katanya.

        "Rumah besar ini harus membuat kita semua yang berada di dalamnya selalu bersyukur sebagai bangsa Indonesia," ia menambahkan.

        Ia mengatakan bahwa perayaan Gita Jayanti sesungguhnya merupakan wujud nyata keterlibatan umat Hindu bersama-sama dengan umat agama lainnya dalam menjadikan keberagaman sebagai anugerah, berkah, yang dalam sejarah berabad-abad lamanya memberi napas dan jiwa pada perjalanan bangsa hingga saat ini.

        Gita Jayanti merupakan hari diwahyukannya kitab suci Bhagavad-gita.

        Gita Jayanti tepatnya jatuh pada hari ke-11 saat Shukla Paksha (bulan mati menuju purnama) pada bulan Margashirsh yang juga merupakan hari Ekadasi.

        Tahun ini, Gita Jayanti bertepatan dengan 19 Desember 2018.

        "Jadi, bagaimana kita menegakkan pilar-pilar kerukunan yang teraktualisasikan dalam ragam bentuk dan rupa, termasuk bagaimana bisa hidup berdampingan dengan orang yang berbeda iman adalah pengejawantahan dari Bhinneka Tunggal Ika," kata Lukman.

        Pada perayaan Gita Jayanti Nasional, dia mengajak umat Hindu mempraktikkan konsep "dharmaning agama" dan "dharmaning negara", menjalankan kewajiban agama dan negara sekaligus.

        "Kami juga senantiasa menyosialisasikan kesadaran bahwa beragama itu dalam konteks Indonesia adalah ber-Indonesia, sebagaimana ber-Indonesia itu adalah beragama," kata Lukman.

        Ia melanjutkan, "Pun sebaliknya, ketika kita sebagai warga negara Indonesia, ketika kita sedang menjalankan kewajiban-kewajiban kita sebagai warga negara yang baik, sesungguhnya itulah manifestasi, itulah pengejawantahan, itulah aktualisasi diri bahwa kita sedang menjalankan ajaran agama." Sementara Ketua Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia Nengah Wijana mengatakan musuh bersama masyarakat saat ini sesungguhnya adalah kegelapan, ketidaktahuan dan kebodohan.

        "Masalah kita bukan karena disebabkan oleh suku, agama, ras atau pun peradaban lain. Masalah kita kebodohan," ucapnya.

        Oleh karena itu, ia mengatakan, pada perayaan Gita Jayanti lembaganya mendistribusikan sekitar 15 ribu kitab suci Bhagavad-gita kepada masyarakat agar mereka bisa mempelajari esensi nilai-nilai kehidupan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: