Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PDIP Paling Pede Hadapi Pemilu 2019, Jokowi Penyebabnya?

        PDIP Paling Pede Hadapi Pemilu 2019, Jokowi Penyebabnya? Kredit Foto: Twitter: @PDI_Perjuangan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Analis politik dari VoxPol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai PDI-P merupakan partai yang paling percaya diri menghadapi Pemilu 2019.

        "PDIP punya posisi sangat menguntungkan dalam menghadapi pemilu yang dilaksanakan serentak antara pileg dan pilpres. Situasi ini tentu menjadikan PDI-P semakin optimistis dan percaya diri," ujar Pangi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (26/12/2018).

        Pangi Chaniago mengatakan terdapat sejumlah ukuran yang menyebabkan PDIP dapat disebut sebagai partai paling percaya diri. Pertama PDI-P adalah partai yang sedang berkuasa atau "the ruling party". Posisi itu menurut Pangi, sangat menguntungkan bagi PDI-P di mana kesuksesan dan kepuasan terhadap kinerja pemerintah akan berdampak langsung terhadap elektabilitas partai.

        Dia mengatakan berdasarkan survei terakhir, tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah berada pada angka 65,3%. Hal itu menunjukkan publik puas terhadap kinerja pemerintah dan menaruh harapan agar kepemimpinan Jokowi terus dilanjutkan dengan elektabilitas yang juga cukup tinggi diangka 53,2%.

        Dia mengatakan PDI-P hanya butuh memastikan sentimen positif ini terjaga hingga menjelang pemilu dilaksanakan dan mendorong pemerintah untuk fokus pada kinerja dan kerja nyata. "Jika sentimen ini bisa dijaga, kesuksesan yang pernah dialami oleh Partai Demokrat bersama SBY yang berhasil meningkatkan perolehan suara partainya dari 7,4% pada tahun 2004 menjadi 20,8% pada tahun 2009, semestinya juga bisa dinikmati oleh PDI-P di tahun 2019 nanti," jelasnya.

        Di sisi lain PDI-P dinilai juga memiliki banyak kader yang menempati posisi dan jabatan strategis mulai dari menteri hingga kepala daerah. Semua sumber daya ini, kata dia, akan memberi efek yang sangat besar kepada partai jika digerakkan dan diberdayakan untuk memenangi pileg dan pilpres.

        Kedua, PDIP akan memeroleh efek ekor jas atau "coattail effect", karena menjadi partai utama pengusung capres petahana. PDIP menurut pakar ini, lebih mudah melakukan sosialisasi kepada publik dan di sisi lain akan mendapatkan limpahan dukungan dari pemilih yang memilih capres yang mereka dukung.

        Partai yang sama Pangi menjelaskan publik akan merasa perlu untuk memilih partai yang sama dengan capres pilihannya untuk memastikan jagoannya menang dalam pilpres dan mulus menjalankan pemerintahan dengan dukungan legislatif yang dominan dan kuat.

        Kecenderungan ini, kata dia, setidaknya sudah terbaca dari beberapa hasil lembaga survei yang menunjukkan preferensi pemilih yang independen, yang menempatkan PDI-P dan Gerindra menjadi partai dengan dukungan elektoral tertinggi. Kedua partai tersebut punya kader yang menjadi kandidat calon presiden.

        Ketiga, PDIP memiliki kekompakan atau soliditas yang terjaga, ditengah banyaknya perpecahan dan konflik internal partai. Pangi menekankan soliditas adalah kunci yang sangat penting bagi partai politik dalam menjalankan roda organisasi dan fokus pada target pencapaian untuk memenangkan pemilu. Soliditas yang terjaga itu menurut Pangi disebabkan keberadaan sosok sentral PDIP Megawati Soekarnoputri.

        Megawati dinilai berhasil menciptakan suasana kondusif di internal partai sehingga partai bisa fokus dalam upaya pemenangan ketimbang menghabiskan energi dalam konflik internal. Keempat, PDIP memiliki basis massa dan segmen pemilih yang luas. Sebagai partai massa dengan kaderisasasi yang kuat, PDI-P menurut dia, lebih leluasa memperbesar segmen pemilihnya dibandingkan dengan partai-partai lain terutama partai berbasis agama tertentu atau partai yang bermain ke tengah yang cenderung lemah secara ideologi dan simpul basis massa.

        Basis massa yang solid ini, kata dia, akan menjadikan partai lebih leluasa bergerak memperluas segmen pemilih.

        Selain itu secara demografis segmen pemilih nasionalis sampai saat ini masih jauh lebih besar sehingga pilihan ideologis PDI-P akan sangat menguntungkan dan akan mampu menjangkau pemilih lebih luas dan memperbesar potensi kemenangan.

        Meskipun demikian, Pangi memberikan catatan bahwa terlepas dari beberapa poin tersebut, PDI-P masih harus terus bekerja keras untuk memastikan pemerintah fokus bekerja dan menjauhkan diri dari sentimen negatif yang terus menerus menyerang pemerintah, dengan tidak bersikap reaktif dalam menyikapi dan merespon berbagai fenomena atau persoalan yang terjadi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: