Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Istana Yakin Rupiah Bisa Lebih Kuat Lagi

        Istana Yakin Rupiah Bisa Lebih Kuat Lagi Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kantor Staf Presiden (KSP) meyakini peluang penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan masih sangat terbuka, dari posisi perdagangan saat ini di Rp13.980 per dolar AS, karena tingginya kepercayaan pelaku pasar global terhadap fundamental ekonomi domestik.

        Pada perdagangan di pasar spot, Kamis siang ini hingga pukul 13.00 WIB, rupiah menguat dan melewati batas psikologis baru di Rp13.984 per dolar AS, dari nilai pembukaan hari ini yang sebesar Rp14.040 per dolar AS.

        "Ekspetasi bahwa kenaikan suku bunga Fed, Bank Sentral AS, akan lebih sabar membantu penguatan itu, ditambah Indonesia menjadi radar investor global," kata Deputi III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis KSP, Denni Puspa Purbasari, usai sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (31/1/2019).

        Baca Juga: Tembus Rp13.000, Sentimen Ini yang Bikin Rupiah Dewa

        Baca Juga: Menkeu Era SBY Ini Sebut Hanya di Indonesia, Utang Dijadikan Bahan Politik

        Ia mengatakan sepanjang awal tahun investasi portofolio sudah terbukti kian deras, baik ke pasar obligasi dan juga saham. Hal itu juga tidak lepas dari menariknya profitabilitas di pasar saham, yang ditunjukkan dengan rasio pendapatan dari harga saham. Pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2018 yang mencapai 12,9% (yoy) juga menopang kepercayaan investor asing.

        "Indonesia adalah salah satu radar investor global untuk jadi sasaran dana-dana masuk, karena dilihat dari price earning ratio dan satunya lagi earning growth itu di Indonesia masih kompetitif. Jadi why not, kamu taruh uangnya lagi di Indonesia," ujar dia.

        Selain dari domestik, pemicu penguatan rupiah adalah pernyataan bank sentral AS, Fed, yang semakin menekankan bahwa kenaikan suku bunga acuan di negara Paman Sam tidak akan agresif. Mengutip pidato Gubernur Fed Jerome Powell pada Rabu (30/1), bank sentral AS mengatakan akan menggunakan pendekatan yang lebih "sabar" untuk kenaikan suku bunga.

        Saat ini, suku bunga acuan Fed atau Fed Funds Rate berada di kisaran 2,25-2,5%.?

        "Maka itu saya perkirakan dana asing akan terus mengalir dan semakin memperkuat rupiah," ujar Denni.

        Ia menjamin pemerintah akan menjaga iklim kondusif perekonomian domestik di tahun politik ini untuk memelihara kepercayaan pelaku pasar.

        "Tapi yang pasti, ekonomi indonesia akan selalu diupayakan berjalan semakin baik, dan kinerja dunia usaha akan berbanding lurus dengan itu sehingga dana global akan mengalir masuk," ujar Denni.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: