Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rupiah Meroket, Terima Kasih the Fed

        Rupiah Meroket, Terima Kasih the Fed Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Research Analyst FXTM Lukman Otunuga berpendapat nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS meroket ke level tertinggi 7 bulan terakhir karena Dolar AS secara umum melemah setelah Federal Reserve (the Fed) tidak mengubah suku bunga di bulan Januari ini.

        "Jerome Powell yang dovish memperkuat spekulasi pasar bahwa Fed akan menghentikan sementara kenaikan suku bunga tahun ini ? langkah yang pada akhirnya akan memperlemah Dolar," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (2/2/2019).

        Baca Juga: Istana Yakin Rupiah Bisa Lebih Kuat Lagi

        Baca Juga: The Fed Tahan Suku Bunga Acuan 2,50%

        Menurutnya saat ini Federal Reserve mengambil langkah 180 derajat. Setelah meningkatkan suku bunga sebanyak empat kali di 2018, the Fed mengatakan tidak akan tergesa-gesa menentukan penyesuaian mendatang yang sesuai terhadap rentang target suku bunga the Fed.

        "Kata kuncinya adalah 'tidak tergesa-gesa' dan 'penyesuaian'. Tidak tergesa-gesa mengisyaratkan bahwa the Fed mungkin sudah selesai dengan kebijakan pengetatan di jangka pendek, dan penyesuaian berarti suku bunga bisa naik atau turun," katanya.

        Walaupun pasar telah memperkirakan the Fed akan dovish, hasil hari Rabu di luar perkiraan. Karena itu, Dow Jones Industrial Average meloncat 435 poin, kurva imbal hasil semakin tajam, dan Dolar melemah terhadap mata uang mayor lainnya.

        Data Jisdor Bank Indonesia pada Jumat (1/2/2019), menyebutkan nilai tukar Rupiah berada pada posisi Rp13.978 per Dolar AS, menguat 94 poin dari posisi sebelumnya yang berada di posisi Rp14.072 per Dolar AS.

        "Rupiah dapat semakin menguat apabila data ekonomi (inflasi) melampaui ekspektasi. Dari aspek teknis, USD-IDR dapat berada Rp13.970 per dolar AS dalam jangka pendek apabila Dolar terus melemah," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: