Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos Bukalapak Minta Maaf, Warganet: Jangan Pakai Kata Presiden Baru

        Bos Bukalapak Minta Maaf, Warganet: Jangan Pakai Kata Presiden Baru Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setelah cuitannya pada Rabu (13/2/2019) menjadi viral, CEO Bukalapak, Achmad Zaky meminta maaf kepada pendukung Joko Widodo. Ia juga menambahkan, maksud dari kata "presiden baru" dalam cuitannya bisa berarti siapapun, baik paslon 1 maupun 2.

        Pada Kamis (14/2/2019), Zaky menuliskan, cuitan yang telah dihapus itu bertujuan untuk menyampaikan pentingnya investasi di riset dan SDM selama 20 sampai 50 tahun ke depan bagi Indonesia. Hal itu berkaitan dengan revolusi industri 4.0 yang digadang-gadang oleh pemerintah.

        "Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yang kurang sesuai (dengan) kata-kata saya. Jadi misperception," dilanjutkan dengan, "Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya."

        Head of Corporate Communication Bukalapak, Intan Wibisono pun menambahkan, bosnya netral dan tidak memihak kepada salah satu paslon.?

        "Sebenarnya yang dimaksud Mas Zaky bukan gitu (memihak) sih mas, tapi presiden baru siapapun yang terpilih jadi netral sih tidak memihak siapapun," ungkap Intan.

        Mewakilkan Zaky, ia mengatakan jika pendiri Bukalapak itu begitu memerhatikan kemajuan industri teknologi di Indonesia. Karena itu, investasi di bidang riset dan SDM tingkat tinggi diperlukan.

        "Investasi dalam bidang riset dan SDM tingkat tinggi menjadi salah satu pendorong kemajuan Indonesia," ujar Intan dalam pesannya kepada Warta Ekonomi, Jumat (15/2/2019).

        Zaky pun mengapresiasi perhatian warganet Twitter soal isu riset dan pengembangan di Indonesia. Itu menjadi tanda jika masyarakat tidak kalah pintar, lanjutnya.

        "R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau tidak kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," pria itu menambahkan.

        Selain itu, suami dari CEO Hijup itu juga berharap industri teknologi dan berbasis pengetahuan bisa semakin maju dengan inovasi. Sehingga tak ketinggalan dari negara lain di dunia.

        Baca Juga: Waduh! Gegara Cuitan "Mudah-mudahan Presiden Baru", #UninstallBukalapak Jadi Trending di Sosmed

        "Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju," ujar Zaky.

        Sementara itu, sejumlah warganet menanggapi cuitan Zaky dengan respon beragam, ada yang pro, kontra, hingga memberikan saran. Seorang pengguna bernama @anggaaerego menyarankan agar Zaky berhati-hati memilih kata mendekati momen Pilpres seperti saat ini.

        Ia mencuit, "Jangan pakai kata 'presiden baru' lah tapi pakai kata 'semoga presiden yang kepilih besok bisa lebih baik lagi'. Percuma CEO tapi nyusun kata-kata sahaja tidak bisa. Indonesia mendekati masa pemilu jadi kata-kata yang tidak pas pasti sensitif."3

        Menyusul topik hangat #UninstallBukalapak, para warganet yang setuju dengan pendapat Zaky pun memviralkan #DukungBukalapak di platform Twitter. Sampai pukul 7.34 WIB, ada sekitar 35 ribu cuitan tentang #UninstallBukalapak dan 23 ribu cuitan tentang #DukungBukalapak.

        Baca Juga: Geram atas Cuitan Achmad Zaky, PDIP Serukan #uninstallBukalapak

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: