Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Semoga Doa Neno Tidak Mabrur

        Semoga Doa Neno Tidak Mabrur Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Kuningan -

        Cawlon wakil presiden nomor urut 02, KH Ma'ruf Amin menilai doa yang dipanjatkan anggota BPN Prabowo-Sandi, Nenwo Warisman tidak layak dipanjatkan lantaran Indonesia tidak dalam keadaan berperang.

        "Jangan sampai masyarakat terprovokasi, mudah-mudahan doanya (Neno) tidak mabrur. Kalau sekarang doanya tepat minta Pilpres aman Insya Allah doanya dikabul," katanya di Kuningan, Selasa (26/2/2019).

        Lanjutnya, ia menyimpulkan doa Neno tersebut mirip-mirip doa yang dipanjatkan saat Perang Badar. Ia menceritakan, ketika itu umat muslim bertempus habis-habisan karena kalah jumlah, sedang saat ini Pilpres berbeda dari perang tersebut.

        "Pilpres kok disamakan dengan Perang Badar. Perang badar itu antara Islam dan kafir. Itu perang hidup mati membela agama. Pilpres itu cari pemimpin terbaik. Pilpres tak sama dengan perang badar," katanya.

        Baca Juga: Doa Neno Puncak Kebohongan Kubu Prabowo

        Selain itu, ia menyayangkan klaim Neno yang menganggap kelompoknya lah yang paling Islam, sedangkan Jokowi-Ma'ruf tidak.

        "Mereka (BPN) menisbahkan kelompok mereka Islam dan kelompok Jokowi-Amin sebagai kafir. Doa itu tak layak dan tidak pantas," tegasnya.

        Ia pun berharap agar masyarakat tidak terpancing dengan doa Neno tersebut.?

        Sebelumnya, seperti diberitakan, Neno membacakan puisi yang sebagian isinya adalah meminta kemenangan dalam Pilpres nanti. Isinya adalah:

        "...Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu..."

        Baca Juga: Makanya, Kalau Doa Hati-Hati

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: