Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Alfi: Digitalisasi Hemat 90% Pengeluaran Perusahaan Jasa Forwarder

        Alfi: Digitalisasi Hemat 90% Pengeluaran Perusahaan Jasa Forwarder Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengakui pengurusan delivery order (DO) payment di lingkup Pelabuhan secara online memangkas 90% biaya operasional. Jika dilakukan secara manual, pemilik barang dan perusahaan jasa forwarder harus membayar sekitar Rp187 miliar per tahun ke Syahbandar Tanjung Priok. Pengeluaran itu hanya untuk kurir, belum termasuk uang bensin dan uang makan.

        "Dengan sistem online, kami hemat 90%. Di luar itu, fitur sisi truck booking juga menghemat pengeluaran pemilik barang sekitar Rp2 triliun hingga Rp2,5 triliun per tahun untuk rute Cikarang-Tanjung Priok," kata Ketua Umum ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi saat dihubungi Warta Ekonomi, Rabu (6/3/2019).

        ALFI menggunakan platform digital logistik bernama Smart Port/My Cargo yang memfasilitasi pengguna jasa melakukan permohonan dokumen DO secara online tanpa harus datang ke perusahaan pelayaran (shipping line). My Cargo juga memfasilitasi rilis kontainer, pembayaran servis di terminal, assign trucking, dan pengembalian kontainer ke depo empty.

        Terdapat 12 modul dalam aplikasi itu. Selain DO payment dan truck booking, ada modul SP2, depo, warehouse, verifikasi berat kotor kontainer (VGM), bill of lading, track and trace container, vessel schedule, container booking, shipping instruction, dan dashboard.

        Ditambahkan, My Cargo dibangun ALFI berkolaborasi dengan Telkom dan PT Integrasi Logistik Cipta Solusi (ILCS), anak perusahaan Pelindo II atau IPC. Dalam sistem itu, anggota ALFI bekerja sama dengan 44 bank dan lima shipping line ocean going.

        Dia mengakui platform itu belum optimal. Oleh karena itu, ALFI akan mendorong anggotanya untuk memanfaatkan aplikasi, bekerja sama dengan asosiasi jalur prioritas. Asosiasi juga terus berkomunikasi dengan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dan Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu soal integrasi platform logistik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Yosi Winosa
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: