Menteri Perindustrian, Airlangga menyatakan, sejak 2017 lalu pemerintah terus mengupayakan lelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK. Sejauh ini sudah ada. Sejauh ini sudah ada 400.000 siswa yang terhubung dengan 899 pelaku industri yang tergabung dalam program link and match (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja).
Salah satu materi adalah pengembangan SDM industri 4.0, selain infrastruktur kompetensi lainnya seperti SKKNI, LSP dan Sertifikasi Kompetensi, serta pembangunan pusat inovasi.
?Diyakini, ketersediaan SDM kompeten akan mendongkrak daya saing industri nasional. Apalagi, mereka yang memahami dan menguasai teknologi digital sesuai kebutuhan di era industri 4.0 saat ini. Sehingga dapat memacu sektor industri kita agar lebih kompetitif di kancah global. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,? kata dia di Jakarta, Senin (18/3/2019).
Program ini juga diwarnai pemberian bantuan mesin dan peralatan oleh 28 perusahaan kepada 208 SMK untuk keperluan praktikum. Salah satunya dari PT. Schneider Electric Indonesia yang memberikan bantuan senilai 300.000 Euro untuk pengembangan center of excellence bidang ketenagalistrikan untuk 10 SMK, di antaranya wilayah Cimahi dan Jayapura.
Selain itu, dilaksanakan pembukaan diklat 3 in 1 untuk memenuhi kebutuhan industri animasi, alas kaki dan garmen yang diikuti sebanyak 260 peserta.
'Kami menyambut baik bahwa pembukaan diklat 3 in 1 kali ini diikuti oleh 60 orang penyandang disabilitas untuk ditempatkan bekerja di beberapa perusahaan garmen dan alas kaki. Dengan demikian jumlah penyandang disabilitas yang telah dilatih, disertifikasi dan ditempatkan bekerja sudah mencapai 523 orang,? sebutnya.
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim menyambut baik dan mendukung langkah yang sudah dijalankan Kemenperin dalam menyelenggarakan program pemdidikan vokasi industri secara nasional.
?Sejak pertama kali, Indofood melakukan penandatanganan perjajian kerja sama, kami sudah menggandeng sebanyak 116 SMK untuk di pabrik kami di berbagai daerah, seperti di Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi,? ungkapnya.
Axton kami meyakini partisipasi dari pelaku industri akan memberikan dampak positif kepada SMK sesuai target yang diinginkan oleh pemerintah, terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.
?Beberapa perusahaan kami telah mengarah kepada revolusi industri 4.0. Untuk itu, perlu penyiapan SDM yang andal dan siap dengan perkembangan teknologi digital,? imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: