Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gawat! Rupiah Gawat!

        Gawat! Rupiah Gawat! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rupiah sedang berada dalam keadaan gawat alias terancam kembali ditekan oleh dolar AS pada perdagangan spot hari ini, Selasa (19/03/2019). Pasalnya, geliat dolar AS untuk berbalik melawan rupiah mulai jelas terlihat dari menipisnya apresiasi rupiah.?

        Jika pada pembukaan pasar pagi tadi rupiah terapresiasi 0,18% ke level Rp14.210 per dolar, jelang siang ini apreasiasi rupiah bahkan tidak mencapai 0,05%.?Hingga puku 09.40 WIB, rupiah hanya terapresiasi 0,02% ke level Rp14.231 per dolar AS. Hanya butuh sedikit usaha, dolar AS akan mampu membalikkan keadaan.

        Baca Juga: Sadis! Rupiah Tebas Habis Dolar AS!

        Sebenarnya, rupiah bergerak variatif pada hari ini dengan kecenderungan menguat. Sejauh ini, rupiah hanya terdepresiasi 0,16% oleh yen dan 0,11% oleh poundsterling. Artinya, rupiah masih menjadi penghuni klasemen atas sebagai mata uang terbaik di dunia dan Asia.?

        Jika saja rupiah mampu mempertahankan apresiasinya di hadapan dolar hingga perdagangan hari ini selesai, rupiah telah berhasil menguat sepanjang tiga hari berturut-turut. Meskipun tipis, peluang untuk mencapai itu masih ada.

        Baca Juga: Rupiah Gulingkan Dolar AS

        Terlebih lagi, kini investor global tengah berpaling dari dolar AS lantaran menunggu keputusan The Fed perihal kenaikan suku bunga acuan. The Fed memang diprediksi akan kembali menahan suku bunga di kisaran 2,25% hingga 2,5%. Jika benar The Fed akan kembali mengeluarkan pernyataan?dovish, hal itu tentu akan menjadi sentimen negatif bagi dolar AS.?

        Hari ini saja, dolar AS mayoritas bergerak tertekan, di mana tekanan paling dalam diterima dolar AS dari yen sebesar 0,22% dan poundsterling sebsar 0,15%. Begitu pun juga dolar Taiwan dan dolar Kanada yang juga turut menekan tipis dolar AS masing-masing sebesar 0,05% dan 0,03%.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: