Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dear Para Pelaku PR, Siap untuk Hadapi Disrupsi AI dan Big Data?

        Dear Para Pelaku PR, Siap untuk Hadapi Disrupsi AI dan Big Data? Kredit Foto: Pixabay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tak dapat dipungkiri, walau belum ada dampak yang nyata, kehadiran Artificial Intelligence (AI) dan Big Data turut mendisrupsi bidang kehumasan (public relations). Di beberapa belahan dunia, seperti China dan Jepang, sudah muncul robot yang mampu menulis rilis dan artikel--tugas dari seorang PR.

        Bahkan, Head of Corporate Communication Bio Farma, N. Nurlaela Arief dalam bukunya yang berjudul "Bagaimana Big Data & AI Merevolusi Dunia Public Relations?" menyebutkan, berbagai perangkat dapat menyederhanakan hingga mengotomatisasi tugas para praktisi PR. Lembaga konsultan McKinsey pun telah memprediksi, 1/3 pekerja di Amerika Serikat akan menganggur karena adanya otomatisasi pada 2030.

        "Dengan perkembangan zaman yang semakin canggih, beberapa aktivitas PR akan terancam oleh kehadiran AI. Oleh karena itu, praktisi PR harus memiliki kemampuan-kemampuan khusus sehingga dapat mengetahui sekaligus memprediksi sebuah peristiwa yang akan terjadi ke depannya," tulis Nurlaela dalam rangkuman buku yang Warta Ekonomi baca, Selasa (20/3/2019).

        Baca Juga: Seperti Apa Kesiapan Praktisi PR pada Era Artificial Intelligence?

        Bersama organisasi profesi Perhumas Indonesia dan Forum Humas BUMN, Nurlaela melakukan riset untuk mengetahui dampak dari kehadiran Big Data dan AI di sektor kehumasan. Tak hanya itu, ia juga mencari tahu rincian tugas profesinya yang dapat tergantikan oleh kedua teknologi itu.

        Hasilnya, Nurlaela menuliskan, "Kliping berita, social listening-media monitoring, media relationship & stakeholder relationship, otomatisasi konten, dan penyebaran rilis dan informasi lewat media sosial akan tergantikan oleh Big Data dan AI."

        Meskipun begitu, manusia masih dibutuhkan untuk tugas PR yang lebih strategis. Misal, menganalisis hasil pemantauan media yang didapatkan dari Machine Learning, serta memberi pertimbangan strategis pada manajemen dari hasil analisis pemantauan media.

        "Berdasarkan hasil riset, terdapat dua pekerjaan yang kemungkinan masih menjadi domain manusia yaitu pekerjaan foto dan video, serta melakukan presentasi atau komunikasi tatap muka," tambah Nurlaela.

        Baca Juga: Humas PLN Tak Takut Terdisrupsi di Era AI

        Pada dasarnya, tugas strategis yang disebutkan itu muncul karena kemudahan yang ditawarkan oleh kehadiran teknologi Big Data dan AI. Karena itulah, praktisi PR harus menyediakan strategi baru berbasis kedua teknologi itu. Adapun, beberapa perangkat AI yang dapat digunakan dalam PR, antara lain: simplifikasi tugas, social listening, otomatisasi tugas, AI untuk data terstruktur, dan AI untuk data tidak terstruktur.

        Nurlaela menulis, "Dalam klasifikasi itu, terdapat lebih dari 100 perangkat yang dapat diuji coba dan dipraktikkan oleh praktisi PR."

        Perangkat-perangkat itu dapat menghasilkan strategi baru bagi Humas 4.0. Sejumlah strategi baru yang dimaksud, yakni: komunikasi internal, komunikasi eksternal, pengelolaan media dan informasi, serta strategi pengelolaan media sosial.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: