Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kasus OTT Bowo Sidik Pangarso jadi Bukti Ongkos Politik itu Mahal Bung!

        Kasus OTT Bowo Sidik Pangarso jadi Bukti Ongkos Politik itu Mahal Bung! Kredit Foto: Antara/Indrianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kasus tangkap tangan terhadap Caleg DPR Bowo Sidik Pangarso menjadi bukti betapa mahalnya ongkos politik bagi orang yang berhasrat ingin jadi anggota dewan. KPK merilis hasil OTT itu dan menduga 400 ribu amplop berisi uang pecahan Rp20 ribu dan Rp50 ribu senilai total sekitar Rp8 miliar akan dibagikan secara acak (random) oleh anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso.Baca Juga: KPK Buka Dong Amplop OTT Bowo Sidik, Nggak Berani?

        "Misal kebutuhan 40 (orang), mungkin (amplop) yang disebar akan lebih banyak dari itu untuk dapat angka 40 tadi Logikanya itu. Beliau mungkin melihat situasi di lapangannya, tapi itu kan seperti secara random menjaring konsituen siapa yang (akan memilih) sama saya. Jadi saya menyebar makin banyak harapannya mendapat paling tinggi," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di gedung KPK Jakarta, Jumat (29/3/2019).

        Pada Kamis (28/3) dini hari, KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Bowo Sidik Pangarso yang juga mencalonkan diri sebagai anggota DPR 2019-2024 dari daerah pemilihan Jawa Tengah II yang meliputi Kudus, Demak dan Jepara yang memperebutkan tujuh kursi di Senayan

        Bowo Sidik Pangarso menyiapkan 400.000 amplop berisi uang Rp20 ribu dan Rp50 ribu dalam 84 kardus untuk "serangan fajar" pada 17 April 2019 demi meraih kursi DPR.

        KPK sendiri berencana untuk membuka seluruh amplop yang disita dalam OTT tersebut.

        "Kemarin kan kami membuka 'random' saja, ada yang yang isi Rp20 ribu, ada yang isi Rp50 ribu. Semuanya akan kami buka. Kenapa itu kami bawa? Karena itu terkait jumlah uang yang telah diberikan, baik dalam kasus yang kemarin maupun dua kasus sebelumnya. Dibawa supaya teman-teman penyidik membuka kasus ini lebih jelas karena terus terang kami masih bertanya-tanya," ungkap Agus.

        Sedangkan apakah ada aliran dana ke partai Golkar atau partai lainnya, Agus juga mengaku belum ada kesimpulan mengenai hal itu.

        "Belum sampai ke sana, biar teman-teman penyidik menyelesaikan pemeriksaannya baru setelah tuntas kita tentukan arahnya," tambah Agus.

        Dalam perkara ini, Bowo diduga telah menerima suap sebesar Rp310 juta dan 85.130 dolar AS atau sekitar Rp1,2 miliar dari Marketing Manajer PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK), Asty Winasti.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: