Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, merasa yakin pada penetapan pemenang berjalan Pemilu2019 bakal berjalan aman dan damai. Sebab telah mengenal kedua capres, Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto.
"Saya rasa tidak (rusuh) lah. Bangsa ini mengerti, baik satu atau dua, tidak akan sampai begitu. Kecuali ada orang-orang tertentu, lain, di luar kelompok itu. Pak Jokowi saya tahu orangnya. Pak Prabowo saya juga tahu orangnya, satu leting kok. Nggak mungkin begitu-begitu," ujarnya di Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Oleh karena itu, ia meminta semua masalah diselesaikan secara hukum. Namun, bukti soal kecurangan harus ditunjukkan.
Baca Juga: Prabowo ke Markas PKS Karena Koalisi Retak?
"Begini ya, kalau kita warga negara yang baik, selesaikan masalah dengan hukum. Kalau tidak puas, buka bersama-sama. Mana yang kurang kalau dia misalnya bilang begitu, KPU dan lain-lain sampaikan, oh ini memang curang. Oh ini tidak curang, ya kalau tidak curang ya semua terima begitu. Harus terima. Pokoknya, pokoknya, pokoknya nggak bagus. Harus ada bukti hukum," jelasnya.
Ryamizard berharap gerakan people power yang berjalan inkonstitusional tidak terjadi. Sebab gerakan itu bisa merusak persatuan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Gara-Gara Prabowo, UAS Nggak Gajian
"Ya mudah-mudahan nggak ada, kalau ada ya selesai secara hukum. Saya Menteri Pertahanan tidak suka itu. Karena kenapa? people power itu merusak bangsa ini," katanya.
People power, disebut Ryamizard, berpotensi menjadi gerakan makar. Akan ada tindakan jika salah satu kelompok melakukan makar.
"Mudah-mudahan tidak ada, kalau people power dipaksakan ya itu makar. Kalau makar ada hukumannya. Jadi sesuatu yang dipaksa-paksakan, itu harus ada hukumannya," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim