Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas!! Ada Penangkapan Makar Jilid II

        Awas!! Ada Penangkapan Makar Jilid II Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani Prasetyo lagi-lagi menuliskan surat dari Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo.

        Dalam suratnya kali ini, musisi yang juga politisi tersebut menyinggung soal adanya tuduhan makar jilid II. "Waspadai penangkapan penculikan tokoh atas nama makar II. Makar I terjadi 2 Desember 2016," katanya dalam surat yang diterima wartawan, Kamis (9/5/2019).

        Baca Juga: Sudah jadi Tersangka Makar, Eggy Sudjana: "Norak ah!"

        Dalam surat itu juga Dhani meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera menghentikan situngnya, lantaram mengalami kesalahan segingga mengunggulkan capres yang salah.

        Menurutnya, jika KPU tidak mau menghentikan proses hitung sura suara. Ia meyakini gerakan people power akan semakin membesar. "Gerakan people power sudah pasti mulai menggelinding bagaikan bola salju," tulisnya.

        Ia jugua menyebut jika people power benar-benar akan terjadi dan para tokoh akan dituduhkan dengan perbuatan makar. Ia bahkan mencatut nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

        "Apa Polri mau membela rezim curang? Let us see. Apa TNI mau membela rezim curang? Sejarah akan membuktikan," tambahnya.

        Baca Juga: BPN: Kami Tidak Makar, Cuma...

        Tak hanya itu, ia juga menyinggung bahwa rezim mengorbankan banyak nyawa untuk melanggengkan kekuasaa. Hal tersebut, dikatakan terkait banyaknya petugas TPS yang meninggal dunia.

        Oleh karena itu, ia menilai kejadian tersebut sebagai Pilpres paling berdarah. "Apakah kali ini rezim harus mengambil banyak nyawa rakyat untuk melanggengkan 2 periode? Pasca pilpres, Jokowi menambah satu prestasi lagi, pilpres paling berdarah," ujarnya.

        Sambungnya, ia juga mempertanyakan sikap PR-MPR, NU Banser dan Muhammadiyah yang tak memberikan sikap apapun, terkait gugurnya ratusan petugas TPS.

        "DPR-MPR, NU Banser dan Muhammadiyah, bungkam ada 500-an korban KPU Airlines. Buta dan tuli?" tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: