Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahas Tantangan Bisnis, Bos Go-Jek: Gimana Raih Persaingan Sehat?

        Bahas Tantangan Bisnis, Bos Go-Jek: Gimana Raih Persaingan Sehat? Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tantangan bisnis dari perusahaan teknologi yang dinamis tak pernah berkurang, justru semakin membesar. Begitu pernyataan dari Pendiri dan CEO Go-Jek Group, Nadiem Makarim, Senin (20/5/2019).

        Tantangan utamanya adalah mencapai bisnis yang berkesinambungan (sustainable) di tengah kompetisi yang begitu sengit. Terlebih lagi, Nadiem juga mengakui cara untuk meraih persaingan yang sehat jadi rintangan pula untuk Go-Jek.

        "Bagaimana kita jaga keseimbangan antara jumlah pengemudi dan jumlah pesanan? Bagaimana kami mencapai persaingan yang sehat? Itu mungkin tantangan yang paling utama bagi kami," ungkap Nadiem ketika ditemui di Go-Food Festival, Senayan, Jakarta.

        Bagi mantan tim Zalora Indonesia itu, bisnis yang berkesinambungan perlu diperhatikan mengingat sudah banyak lapangan pekerjaan yang dicetak dari keberadaan ekosistem perusahaan teknologi Go-Jek.

        Baca Juga: Mantul! Go-Jek dan Allianz X Suntik Modal ke Startup Ojek Online Afrika

        "Alhamdulillah pemerintah melakukan berbagai inisiatif untuk menjadikan persaingan yang lebih sehat," ujarnya, lalu melanjutkan, "Menurut saya, (persaingan sehat) sangat penting untuk (bisnis) berkesinambungan, karena jumlah pekerjaan yang diciptakan begitu besar, jadi harus sustainable (bisnisnya)."

        Selain masalah kesinambungan, bisnis Go-Jek juga menghadapi rintangan dalam bentuk pertumbuhan yang kian besar. Dalam waktu empat tahun belakangan, tim yang tadinya berjumlah 200 orang, berkembang hingga mencapai angka 4.000 orang saat ini. Jangkauan wilayah bisnisnya pun sudah sampai ke Asia Tenggara.

        "Terus terang itu kewalahan karena kami mengejar pertumbuhan yang pesat," imbuh ayah dari Solara Franklin Makarim itu.

        Terlebih lagi, sulitnya perusahaan dalam mencari talenta kelas dunia, baik di Indonesia maupun di pasar Asia Tenggara. Sebab, skala bisnis perusahaan semakin kompleks.

        Baca Juga: Akhir 2019, Ojol Vietnam Mau Ganggu Lapak Go-Jek dan Grab di Indonesia

        Nadiem menambahkan, "Karena skala kami semakin kompleks, per bulan ada 30 juta orang pakai aplikasi kami, dan kayaknya tidak tambah pelan, malah tambah cepat."

        Berawal dari lini bisnis transportasi berbasis teknologi, kini layanan Go-Jek sudah meluas hingga ke sektor finansial, antar makanan, dan pengiriman barang instan. Tak sampai di situ, sang pendiri berharap Go-Jek bisa bertransformasi menjadi perusahaan multinasional.

        Meskipun begitu, Nadiem menekankan, kultur dan dampak sosial dari Go-Jek tak boleh luntur seiring dengan bertumbuhnya bisnis mereka. Sebab layanan Go-Jek harus berdampak kepada banyak orang, katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: