Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masuki Society 5.0, Pasar Konsultan Pemasaran Punya Prospek Ok, Bro!

        Masuki Society 5.0, Pasar Konsultan Pemasaran Punya Prospek Ok, Bro! Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Degradasi peran manusia dalam industri 4.0 sudah ditemukan antitesisnya, yakni Society 5.0. Konsep yang debut di Jepang itu berpusat pada peran manusia, tetapi tetap memanfaatkan teknologi sebagai basisnya. Dengan begitu, manusia tak kehilangan peran di era digital seperti momok yang beredar dewasa ini.

        Pemasaran jadi salah satu sektor yang terpengaruh dengan adanya industri 4.0, terdapat ketakutan peran manusia akan tergantikan di sana. Namun, kehadiran Society 5.0 tampaknya jadi titik terang untuk masalah itu.

        Baca Juga: Peluang Teknolog dan Pengusaha dalam Society 5.0 Ala Jepang

        Berdasarkan pernyataan dari Peneliti Strategi Korporasi dan Manajemen Inovasi Universitas Bina Nusantara, Asnan Furinto, Society 5.0 akan memengaruhi industri konsultan pemasaran, baik konvensional maupun digital. Terutama yang memiliki ekspertis di bidang content marketing dan omnichannel.

        "Jasa konsultan pemasaran tetap dibutuhkan oleh industri dewasa ini, apalagi konsultan yang bisa menjembatani antara industri 4.0 dengan Society 5.0 karena pemasaran punya peranan strategis dalam pertumbuhan perusahaan untuk menjadi digitally enabled company," papar Asnan dalam keterangan resmi yang Warta Ekonomi terima.

        Tim pemasaran ataupun humas dari jasa konsultan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, menurut Asnan. Baik itu dari sisi penjualan, kepuasan pelanggan, keterlibatan pelanggan, serta mendorong mereka untuk berbagi opini positif melalui media sosial--contohnya, testimoni.

        Baca Juga: 4 Hal Penting dalam Implementasi Industri 4.0

        Asnan menambahkan, "Bisnis jasa konsultan pemasaran akan semakin selektif dan digital sentris. Perusahaan ingin bigger bang for the buck dengan bujet lebih kecil, tetapi dampak lebih besar."

        Bagi dosen Manajemen Pemasaran Strategis untuk Program DRM di Binus itu, hal itu dapat diwujudkan melalui adaptasi teknologi. Sebab hanya ada dua pilihan: terdisrupsi atau harus beradaptasi.

        "Disrupted atau adapted atau exit the market, itu pilihannya bagi konsultan," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: