Jepang yang masih menderita dampak ekonomi stagnan dengan berani mencetuskan Society 5.0. Gagasan itu bertujuan menciptakan kontrak sosial dan model ekonomi baru dengan menanamkan inovasi teknologi revolusi industri 4.0 ke setiap sudut masyarakat yang menua. Negara itu ingin menciptakan masyarakat "super-pintar" yang akan menjadi roadmap bagi seluruh dunia.
Transformasi tersebut akan bersifat lebih radikal dibandingkan revolusi yang terjadi di dunia industri. Hal itu akan dibahas untuk pertama kalinya pada agenda KTT B20 pada 2019, dipimpin oleh pemimpin perusahaan Hitachi.
Melansir TechCrunch (4/2/2019), "Masyarakat 5.0 membahas pilar utama yang meliputi infrastruktur, teknologi keuangan, perawatan kesehatan, logistik, dan tentu saja AI."
Pasar yang tumbuh di Jepang sangat mengesankan. Proyeksi investasi pada pasar robotika akan mencapai angka US$87 miliar, sedangkan untuk pasar IoT, investasi diprediksi hingga US$6 miliar pada 2019 ini. Sementara untuk AI, mereka akan memanfaatkannya untuk memajukan masyarakat dan menyelesaikan banyak masalah yang beredar luas di sana.
Baca Juga: Artificial Intelligence Mampu Bantu Perusahaan Listrik Lakukan Efisiensi? Ini Jawabannya
Peran AI dalam Ciptakan Human-Centered Society
Pemerintah telah mendanai sektor AI sebesar U$1,44 miliar. Oleh karena itu, Innovation Network Corp Jepang menyusun ulang fokus pada AI dan Big Data. Sektor itu pun diprediksi akan bertumbuh hingga US$4 miliar dan beroperasi hingga 2034. Sama seperti Inggris dan Perancis, Pemerintah Jepang membuat titik khusus untuk bekerja sama dengan sektor swasta untuk memajukan masyarakat.
Seiring dengan kemitraan pemerintah dan swasta, Society 5.0 memanfaatkan AI untuk mengatasi masalah yang terus mengganggu masyarakat. Mereka melihat bagaimana AI dapat membantu perangkap populasi yang menua, polusi, dan yang paling penting, bagaimana menciptakan inisiatif penyapu yang juga cukup gesit menyesuaikan diri dengan perubahan konstan masyarakat setiap hari.
Dengan berjalannya kemitraan pemerintah dan swasta di Jepang, Society 5.0 akan mengatasi populasi yang menua dan polusi. Tak hanya itu, negara maju di Asia Timur itu akan mencari cara untuk menyesuaikan diri dengan perubahan konstan masyarakat setiap hari.
Tujuan dari tindakan yang dilakukan di Hitachi sekarang, untuk menciptakan Human-Centered Society. Teknologi dan inovasi perlu dimanfaatkan untuk membantu dan memajukan masyarakat, bukan untuk menggantikan peran manusia.
Ada empat sektor yang harus diperhatikan oleh para teknolog dan pengusaha untuk dapat mewujudkan Society 5.0 ala Jepang. Mulai dari kesehatan, infrastruktur, transportasi, dan teknologi finansial.
Kesehatan
Jumlah lansia di Jepang akan lebih banyak daripada negara lain. Karena itulah, perawatan kesehatan diperlukan untuk mendukung mereka agar memiliki usia lebih panjang. Dengan begitu, mereka masih bisa mendukung kondisi negara.
Teknolog dan wirausaha Indonesia dapat memanfaatkan hal itu dengan berinvestasi dan mengembangkan teknologi AI kognitif yang dapat mengurangi waktu dalam proses administrasi layanan kesehatan. Sehingga, tenaga profesional medis dapat berfokus pada penyediaan layanan kesehatan dari pada urusan adminitratif.
Menurut laporan UK, sekitar 10% biaya operasional NHS di Inggris dapat dihemat melalui teknologi AI dan otomatisasi. Jika hal itu dapat diterapkan dan dimodifikasi di Indoneisa, peningkatan biaya perawatan kesehatan dan penurunan kondisi kesehatan masyarakat dapat ditangani secara bersamaan.
Mobilitas
Saat populasi di pusat kota bertambah, pedesaan justru mengalami hal sebaliknya. Akses ke kebutuhan dasar sehari-hari akan sulit didapatkan oleh mereka yang tinggal jauh dari pusat kota.
Di sinilah peluang bagi para teknolog dan pengusaha. Mereka dapat melayani kebutuhan masyarakat di daerah rural, sekaligus memajukan teknologi dan masyarakat di sana.
Infrastruktur
Harus ada upaya untuk meningkatkan data yang akan dihasilkan dari kendaraan otonom. Dengan begitu, pengusaha dan ahli teknologi akan mendapat keuntungan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka dapat memprediksi sesuatu, dari kebutuhan perbaikan infrastruktur hingga semua jembatan yang digunakan oleh kendaraan otonom.
Transportasi umum di Jepang juga berbeda jauh dari kondisi di Indonesia saat ini. Kereta maglev Jepang memiliki kecepatan tertinggi dunia, yakni 375 mph.
Teknologi Finansial
Para asisten Ai melayani konsumen dengan menyetor uang, melakukan perdagangan, menguasai platform perdagangan, jaringan, dan orientasi pelanggan. Integrase omni-channel akan menghasilkan kondisi finansial dan perbankan yang berkembang di sekitar kebutuhan pelanggan.
Data hanya kode tanpa makna bagi pengguna. Namun, bila pengusaha menerapkan AI secara maksimal, akan ada perbedaan besar yang terlihat. Di Society 5.0, manusia dan mesin akan memecahkan masalah terbesar yang ada di abad ke-21.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti