Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Digitalisasi Produk dan Proses Bisnis di Pegadaian

        Ini Digitalisasi Produk dan Proses Bisnis di Pegadaian Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri gadai di Indonesia masih menjanjikan. Untuk itu, salah satu pemain di industri ini, PT Pegadaian menargetkan banyak peningkatan kinerja pada tahun 2019 ini. Misalnya, outstanding loan atau OSL yang ditargetkan mencapai Rp46,5 triliun, tumbuh 13,8% dari tahun lalu yang sebesar Rp40,8 triliun.

        Lalu laba bersih ditargetkan mencapai Rp3 triliun, tumbuh 8,8% dari tahun lalu Rp2,7 triliun. Lalu nasabah ditargetkan mencapai 12 juta nasabah atau tumbuh 13,7% dari tahun lalu 10,6 juta nasabah.

        Lain dari pada itu, tiga anak usaha PT Pegadaian juga diharapkan tumbuh double digit. Di bawah induk usaha, ada penyedia tenaga outsource, PT Pesonna Optima Jasa (laba Rp35,7 miliar), jasa perhotelan, PT Pesonna Indonesia jasa (laba Rp4,4 miliar), dan trading perhiasan PT Pegadaian Galeri Dua Empat (laba Rp19,6 miliar).

        Baca Juga: Pegadaian Lepas Rp1,387 Triliun untuk Dividen

        Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menyatakan transformasi budaya, inovasi, dan digitalisasi produk maupun proses akan menjadi salah satu jurus menggapai target-target tersebut. Menurutnya, salah satu transformasi yang perlu dilakukan di Pegadaian adalah membuat jajaran lebih proaktif mencari dan melayani nasabah.

        "Misalnya yang semula pasif tadi kita jadikan aktif, salah satu contoh programnya employee get customer di mana seluruh pegawai Pegadaian termasuk keluarganya kita jadikan tenaga pemasar dan agar ada sense of belonging," kata dia kepada Warta Ekonomi, belum lama ini.

        Pegadaian juga aktif bersinergi dengan BUMN lain. Contohnya dengan Himbara untuk memanfaatkan 600.000 agen Himbara untuk menjadi tenaga pemasar. Ataupun kerja sama layanan transaksi nontunai, misalnya layanan G-cash atau wallet tanpa dikenai biaya administrasi. Juga dengan BUMN lain seperti Garuda, Telkomsel, PTPP, maupun perusahaan swasta.

        "Inisiatif lain misalnya aplikasi gadai on demand yang baru kami launching. Kami menggandeng ojek online untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang sibuk terutama yang kantoran dan sulit meninggalkan pekerjaannya, atau misalkan mungkin malu mau datang ke kantor Pegadaian bisa pakai ojek online kita jemput barangnya dari rumah, uangnya langsung ditransfer ke rekening," tambah dia.

        Baca Juga: Gandeng Grab, Pegadaian Bidik Omzet Produknya Capai Rp50 Miliar

        Termasuk juga aplikasi Pegadaian Digital Service untuk ragam kepentingan mulai dari pengajuan kredit gadai dan fidusia, pembayaran kewajiban, buke rekening, top up, buy back, transfer dan gadai tabungan emas, pembayaran listrik, telepon, serta PDAM.

        "Sebetulnya digitalisasi itu hari ini sudah bukan seperti competitive advantage lagi karena sekarang semua industri keuangan sudah digital, ini sudah seperti keharusan. Makanya kami setiap saat selalu meng-update, upgrade digital aspek di semua lini. Ini sudah menjadi satu keharusan, kalau enggak digitalize kita akan mati," kata dia.

        Selain PDS, yang juga kita digitalisasi adalah loan origination system. Ini merupakan sistem prosesan kredit yang telah terintegrasi dengan berbagai pihak, seperti SID, Dukcapil, Pefindo sehingga proses verifikasi dan analisis kelayakan dapat lebih cepat dan akurat. Hal ini juga meningkatkan kualitas kredit yang diberikan karena menghasilkan credit scoring.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Yosi Winosa
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: