Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Takut Krisis US$, Rusia Menambah 6 Ton Cadangan Emas

        Takut Krisis US$, Rusia Menambah 6 Ton Cadangan Emas Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Bank Sentral Rusia (CBR) telah membeli 200.000 troy ons (6 ton) emas pada bulan Mei, dan meningkatkan cadangan emas batangan menjadi 2.190 ton. Sebelumnya pada tahun lalu, CBR membeli sekitar 274 ton emas.

        Sebagaimana dikutip dari laman rt.com, Bank sentral Rusia melaporkan pada hari Kamis pekan lalu bahwa Rusia meningkatkan cadangan emasnya sebesar 0,3 persen dalam satu bulan terhitung dari 1 Mei hingga 1 Juni. Pada bulan Mei, regulator memegang sekitar 2.183 ton logam mulia.

        Baca Juga: Kepemilikan China, Jepang, dan Rusia atas Surat Utang AS Terus Merosot

        Moskow telah secara aktif meningkatkan cadangan emas untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan untuk mendiversifikasi cadangan devisanya. Cadangan internasional Rusia adalah aset asing yang sangat likuid yang terdiri dari stok emas moneter, mata uang asing, dan aset Special Drawing Right (SDR), yang tersedia untuk Bank Sentral Rusia dan pemerintah.

        Dalam 5 bulan pertama tahun ini, Rusia menambahkan 78 ton emas ke dalam pundi-pundinya, serta meningkatkan pembagian logam mulia dalam cadangan internasional sebesar 3,7 persen.

        "Saya pikir apa yang dilakukan Rusia, atau bank-bank sentral lainnya mengakui bahwa mereka perlu meningkatkan cadangan emas mereka karena krisis dolar yang akan datang," ungkap CEO Euro Pacific Capital Peter Schiff kepada RT pada Mei.

        Baca Juga: Ternyata Investor Terbesar dalam Ekonomi Rusia adalah AS

        Pada hari Kamis, harga emas spot melonjak ke level yang belum pernah muncul dalam lebih dari 5 tahun, yang diperdagangkan 2,85 persen lebih tinggi sekitar US$1,386.16 per ons. Sementara itu, emas berjangka juga membukukan keuntungan yang kuat, melonjak lebih dari 2,9 persen menjadi US$1,387.85 per ons.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: