Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tegas TKN: Rekonsiliasi Bukan Bagi-Bagi Jatah

        Tegas TKN: Rekonsiliasi Bukan Bagi-Bagi Jatah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekertaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto mengakui tengah menempuh langkah untuk diadakannya rekonsiliasi nasional antar tokoh bangsa yang bersaing dalam pemilu 2019. Namun ia menyatakan rekonsiliasi bukan dimaksudkan untuk membagi-bagi kursi menteri.

        Hasto mengatakan rekonsiliasi penting untuk membangun dialog antar partai, khususnya yang berseberang dalam Pemilu 2019. Ia menekankan perlunya saling berbagi tentang solusi dari masalah bangsa.

        "Tapi rekonsiliasi tidak dimaknai pembagian kursi di kabinet. Kami meyakini desain kabinet ke depan juga akan berbicara kualifikasi sosok menteri yang diperlukan. Sehingga ada peningkatan kualitas dalam menjalankan proses transformasi pembangunan itu akan diperhatikan," katanya pada wartawan di KPU, Minggu (30/6).

        Baca Juga: Prabowo Dituding Pro Khilafah, Gerindra Minta MK Garap Hasto

        Sekjen PDIP tersebut mengakui adanya komunikasi dengan partai Demokrat dan Gerindra yang sempat berseberangan pilihan dalam pemilu 2019. Namun menurutnya, komunikasi dengan kedua parpol itu terbilang biasa saja.

        "Kemudian terkait dialog dengan Gerindra dan Demokrat jangan terlalu cepat dimaknai bagi-bagi kursi menteri," ujarnya.

        Hasto menyampaikan koalisi Indonesia Kerja bakal dipertahankan untuk mewujudkan visi misi Jokowi-Ma'ruf. Kemudian, bagi parpol pengusung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019, kata dia, tetap dibuka keran komunikasi. Sebab kerjasama antar kedua kubu tetap diperlukan di tingkat parlemen.

        Baca Juga: AHY atau Ibas yang Siap Gantikan SBY? Bocoran Demokrat...

        "Kami berkomunikasi dengan fraksi Gerindra, Demokrat dan PKS. Sehingga tidak ada persoalan di dalam kerjasama di parlemen, di MPR dan juga di dalam jalannya pemerintahan. Karena demokrasi memperlukan sikap bagi mereka di luar pemerintahan untuk ikut menyehatkan kualitas demokrasi itu," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: