Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ups! Dolar AS Ngamuk, Rupiah Jadi Remuk!

        Ups! Dolar AS Ngamuk, Rupiah Jadi Remuk! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Terkoreksi hampir di seluruh mata uang pada perdagangan spot kemarin membuat dolar AS mengamuk dan membalas dendam pada hari ini, Selasa (02/07/2019). Alhasil, kini dolar AS berbalik menekan mayoritas mata uang di dunia, termasuk rupiah.?

        Kala pembukaan pasar spot pagi tadi, dolar AS membuat rupiah terdepresiasi 0,04% ke level Rp14.115. Semakin siang, depresiasi tersebut kian menebal hingga 0,23% ke level Rp14.145 per dolar AS.?

        Baca Juga: Ungguli Dolar AS, Rupiah Pancen Paripurna!

        Kondisi rupiah semakin remuk tatkala harus terkoreksi di hampir seluruh mata uang, baik Asia maupun dunia. Berdasarkan pantauan, rupiah terkoreksi 0,42% terhadap dolar Australia, 0,22% terhadap euro, dan 0,27% terhadap poundsterling.?

        Sementara itu, di tataran Asia, rupiah juga tertekan cukup dalam oleh dolar Hongkong (-0,33%), yen (-0,25%), dolar Singapura (-0,14%), dan dolar Taiwan (-0,09%). Beruntungnya, rupiah tak sampai menjadi mata uang terlemah di Asia. Sebab, mata uang Garuda itu masih unggul tipis 0,20% terhadap baht, unggul 0,16% terhadap won, dan unggul 0,06% terhadap ringgit.?

        Baca Juga: Rupiah Ditikam Dolar AS, Jokowi Effect Tak Mempan?

        Sebagai informasi, sentimen damai dagang antara AS dan China yang sempat membuat aset-aset berisiko dari negara berkembang diminati oleh investor kini tak lagi ampuh. Investor telah kembali memilih dolar AS sebagai aset yang menarik untuk dikoleksi.

        Akibatnya, aset-aset berisiko di Asia mayoritas memerah, hanya menyisakan yen (0,01%) dan dolar Hongkong (0,12%) yang mampu unggul di hadapan dolar AS.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: