Film 'Suami Yang Menangis', Berkisah Tentang Kisah Nyata Mendiang Ustad Arifin Ilham
Film berjudul ?Suami yang Menangis? yang dibuat Anak Bangsa Pictures dan Majelis Az-Zikra, akan segera tayang pada September 2019 mendatang di bioskop. Film tersebut dibuat yang merupakan salah satu amanah terkahir dari KH. M. Arifin Ilham sebelum wafat pada 22 Mei 2019 lalu.
Kabarnya, film ?Suami Yang Menangis? segera ditayangkan secara serentak 5 September 2019, tepat beberapa hari setelah menggelar acara 100 harian Ustadz Arifin Ilham. Walaupun baru akan tayang bulan depan, tapi Muhammad Alvin Faiz selaku putra sulung dari Ustaz Arifin Ilham mengatakan bahwa sang ayah sudah sempat menonton film tersebut jauh sebelum jatuh sakit.
"Jadi, kita sudah syuting 2 tahun lalu dan memang harusnya tayang tahun lalu. Jadi Almarhum sudah nonton film ini dari sebelum sakit. Bukan ketika sakit baru nonton, sebelum sakit sudah nonton, dan memang harusnya tayang tahun lalu. Tapi ketika mau penentuan tanggal tayang, almarhum sakit, di sinilah banyak tertunda. Kebetulan abiku dirawat di Penang," papar Alvin saat ditemui di press screening Suami Yang Menangis, di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).
"Singkat cerita, almarhum wafat dan hikmahnya ini adalah tayangnya kenapa setelah wafat? Hikmahnya adalah in memoriam, mengenang. Tayang tanggal 5 secara serentak itu bertepatan beberapa hari setelah 100 hari almarhum. Yang saya harapkan film ini semoga bisa jadi syiar, bisa menjadi inspirasi dan masyarakat bisa melihat sosok almarhum seperti apa. Karena selama ini kita melihat dari luar saja," terangnya.
Sang sutradara dari film tersebut, Farid Ongky membeberkan bahwa ada banyak kendala serta caci maki dalam menggarap film yang diadaptasi dari novel karya Wahyuniati Al-Waly tersebut. Bahkan Farid Ongky mengaku sempat menolak permintaan Ustadz Arifin Ilham untuk membuat film biopik tentang dirinya tersebut.
"Dengan jerih payah kami, lewat cacian hinaan, tapi dengan kesabaran kami menghalau semua itu untuk tetap menjalankan amanah film dari ustadz Arifin Ilham. Dari awal beliau memang mempercayakan kepada saya untuk membuat film biografi tentangnya. Beliau langsung bilang, 'Bikin cerita dari sebuah novel istri saya, judulnya Suami Yang Menangis,'" ungkap Farid Ongky.
"Waktu itu saya baca bukunya, saya simpulkan, bahwa saya tidak akan membuat film biopik yang mainstream dan sama dengan biopik lain. Tapi berminggu-minggu belum dapat idenya. Ketika itu beliau sempat ajak saya ikut dzikir akbar. Ketika itu dapat ide kalau film ini harus dibikin sesuatu hal yang utuh dari cerita based on true story, sehingga saya mendapatkan sebuah cerita dalam cerita. Jadi kisahnya dalam kisah nyata ada kisah-kisah fiktif yang memang akan saya tampikan untuk masyarakat pada umumnya. Di situlah saya ajukan itu. Alhamdulillah ustadz senang dan langsung silahkan eksekusi film ini," sambungnya.
Seperti diketahui, dalam film Suami Yang Menangis Alvin ikut bermain. Alvin berperan sebagai sosok ayahnya semasa muda. Ia sempat merasa tak percaya diri dengan bakat beraktingnya, lantaran tak memiliki background sebagai aktor.
"Alhamdulillah. Jadi 2 tahun lalu Almarhum meminta saya pribadi untuk memerankan almarhum di film Suami Yang Menangis. Saya pikir becanda kan, karena saya background bukan aktor. Tapi karena Almarhum bilang, 'Yang kenal abi cuma kamu, abi enggak mau orang lain yang meranin.' Dan kita ini sebagai anak pada saat abi sudah bilang A kita enggak boleh B. Ya sudah, Bismillah saya maju," ujar Alvin.
Film ?Suami Yang Menangis? mengkisahkan tentang kehidupan Ustadz Arifin Ilham sedari kecil hingga dewasa. Dalam film tersebut, diperlihatkan bagaimana Ustadz Arifin Ilham pertama kali memiliki keinginan untuk menjadi seorang ustadz dan sempat mengalami beberapa kejadian mengenaskan semasa hidup, seperti dipatok ular dan koma selama kurang lebih 2 bulan.
Selain mengkisahkan tentang kehidupan Ustadz Arifin Ilham, film ?Suami Yang Menangis? juga menghadirkan karakter fiksi, yakni sosok Dahlan dan istrinya Aisyah saat kehilangan nyawa anak semata wayang mereka, Humaira, karena penyakit demam berdarah dan terlambat dibawa ke rumah sakit.
Dahlan yang merasa bersalah pada anak dan istrinya pun berniat untuk bertaubat, serta mengubah nasibnya. Ia akhirnya dipertemukan dengan seorang kolektor yang mengajaknya bekerja sama untuk membangun galeri lukisan dan mengubah kehidupannya menjadi lebih baik.?cobaanpun kembali dialami Dahlan dan Aisyah, usai pria tersebut bertemu dengan Mona. Dahlan memilih untuk melakukan poligami tanpa sepengetahuan Aisyah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: