Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Malam 1 Suro Jatuh pada 1 September, Benarkah Lebarannya Para Makhluk Halus?

        Malam 1 Suro Jatuh pada 1 September, Benarkah Lebarannya Para Makhluk Halus? Kredit Foto: Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Malam satu suro identik dengan hal-hal yang berbau mistis.?Pada malam itu, dikisahkan jin akan keluar dan penyembahan pada setan pun dilakukan.

        Banyak orang yang beranggapan kalau di malam itu, energi-energi spiritual akan berkeliaran dan itu kenapa banyak ritual dilakukan di malam satu suro. Namun, tahukah Anda, sebetulnya apa yang terjadi di malam satu suro dan apakah benar di momen itu setan-setan merayakan lebarannya makhluk halus?

        Menurut seorang paranormal Eyang Ronggo. Malam satu suro, yang jatuh pada tanggal 1 September, bukan sesuatu yang perlu ditakutkan dan jika dilihat lebih jauh, tidak ada yang namanya 'lebaran' setan tersebut.

        "Memaknai malam satu suro, itu tergantung dari kepercayaan masyarakat saja. Jika Anda percaya kalau di malam itu, para setan merayakan tahun baru atau lebaran, ya, silahkan. Tapi, kalau saya pribadi, melihatnya sebagai malam keramat," ungkapnya melalui pesan singkat, Kamis (29/8/2019).

        Sang paranormal melanjutkan, bagi masyarakat Jawa, malam satu suro juga dikatakan sebagai malam yang suci. Sebab, di malam itu semua umat Islam juga merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Jadi, bukan melulu tentang mistis.

        Terkait dengan pernyataan malam keramat, Eyang Ronggo menyatakan orang Jawa kebanyakan memegang prinsip 'Wong Jowo, ojo lali karo jawane' atau orang Jawa, jangan pernah lupa dengan Jawa-nya. Ini mengartikan, adat istiadat yang berkembang di tanah Jawa, sebisa mungkin terus dipertahankan dan salah satunya adalah tradisi malam satu suro ini.

        Eyang Ronggo menambahkan, sebetulnya jika ditarik lebih luas lagi, tidak ada malam yang lebih baik. Hanya saja, bagi dia pribadi malam satu suro itu malam yang baik.

        "Seperti pemikiran dari Para Wali Songo. Kita percaya semua hari baik dan itu juga yang diutarakan Sunan Kali Jogo. Jadi, sekali lagi, bagaimana sikap kita saja menilai malam satu suro," tambahnya.

        Sementara, menurut wanita indigo Furi Harun mengatakan ternyata tak menampik kalau malam satu suro memang malam yang istimewa. Ia beranggapan, di malam itu para arwah yang menetap di benda pusaka akan keluar dan menanti 'tempat tinggalnya' untuk dibersihkan atau diperindah kembali.

        "Jadi, di malam satu suro, semua orang-orang yang ritual kejawen, makhluk-makhluk yang ada dan bersemayan di barang pusaka itu, mereka akan keluar dari sana. Dan kalau misalnya barang itu dimandikan, maka pada saat mereka masuk kembali, energi dia tinggi lagi," jelas Furi Harun.

        Furi juga menyatakan, jika barang pusaka itu tidak diurus, maka kekuatan makhluk astral tidak akan maksimal. Hal ini akan berdampak pada 'kinerja' spirit tersebut dalam bertugas membantu 'empunya' mencapai tujuan tertentu.

        Bahkan, jika barang pusaka tersebut tidak dirawat dan tidak dimandikan di malam satu suro, bisa akan terjadi malapetaka pada si pengurus. "Malah, kalau didiemin, suka nyerang balik," singkat Furi.

        Ia menekankan, di malam satu suro, para spirit itu keluar dari 'sarangnya' dan mereka menanti 'sarang' yang lebih baik dengan ritual pemandian dan lainnya. Karena bertepatan dengan Tahun Baru Islam, para spirit itu pun merayakan semacam 'tahun baruan'. Jadi, spirit itu pun berharap bisa memiliki kekuatan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: