Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perang Dagang Makin Memanas, ICP Agustus Kena Imbas

        Perang Dagang Makin Memanas, ICP Agustus Kena Imbas Kredit Foto: Reuters/Fabian Bimmer
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perang dagang antara Amerika Serikat dan China memengaruhi rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Agustus 2019. Ada penurunan sebesar US$4,05 per barel dari bulan sebelumnya sehingga ICP Agustus 2019 ditetapkan sebesar 57,26 per barel.

        Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menyebut, pengumuman Presiden Amerika Serikat atas tarif impor baru untuk sisa barang dan jasa China senilai US$300 miliar dan penurunan nilai mata uang China terhadap dolar AS berdampak pada kekhawatiran atas lambatnya ekonomi global.

        "Tentu, ini berujung pada anjloknya harga minyak mentah dunia," papar Agung?dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/9/2019).

        Dirinya melanjutkan, estimasi pertumbuhan ekonomi global mengalami penurunan sebesar 0,1% menjadi 3,1% berdasarkan publikasi yang dirilis oleh OPEC Monthly Oil Market Report (MOMR).

        Baca Juga: ICP Meroket, Imbas Berakhirnya Perang Dagang

        Dalam laporan yang sama, tercatat peningkatan suplai minyak mentah dunia di Juli 2019 dibandingkan Juni 2019 sebesar 230 ribu bph menjadi 98,71 juta barel per hari yang dipicu oleh peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC.

        Sementara itu, publikasi International Energy Agency (IEA) menyebutkan peningkatan stok minyak mentah komersial negara-negara OECD sebesar 31,8 juta barel pada Juni 2019 dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi 66,9 juta barel dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir.

        Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh penurunan impor minyak mentah Jepang sebesar 265 ribu barel per hari (eq. 9%) menjadi 2,8 juta barel per hari dan India sebesar 340 ribu barel per hari (eq. 8%) menjadi 4,1 juta barel per hari.

        Faktor lainnya, perlambatan ekonomi India yang nampak terjadi akibat penurunan suku bunga oleh Bank of India sebesar 0,35 poin pada Agustus 2019.

        Baca Juga: Dibayangi Sentimen Perang Dagang, ICP Mei 2019 Merosot

        Penurunan serupa juga dialami ICP SLC sebesar US$4,01 per barel dari US$61,98 per barel menjadi US$57,97 per barel. Secara umum, penurunan ICP dilatarbelakangi oleh perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Agustus 2019 dibandingkan Juli 2019 yang mengalami penurunan menjadi sebagai berikut:

        • Dated Brent turun sebesar US$5,04 per barel dari US$64,04 per barel menjadi US$59,00 per barel.
        • WTI (Nymex) turun sebesar US$2,71 per barel dari US$57,55 per barel menjadi US$54,84 per barel.
        • Basket OPEC turun sebesar US$5,11 per barel dari US$64,71 per barel menjadi US$59,60 per barel.
        • Brent (ICE) turun sebesar US$4,71 per barel dari US$64,21 per barel menjadi US$59,50 per barel.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: