Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kebakaran Hutan Indonesia, Beberapa Titik di Malaysia Tertutup Asap Tebal

        Kebakaran Hutan Indonesia, Beberapa Titik di Malaysia Tertutup Asap Tebal Kredit Foto: Foto/REUTERS/Feline Lim
        Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

        Kabut asap diketahui menerjang semua negara bagian di Malaysia, kecuali Perlis, pada Jumat (13/9/2019). Kabut asap ada di saat hutan di Sumatra dan Kalimatan, wilayah Indonesia, masih terbakar.

        New Straits Times mengabarkan angin terus menghembuskan asap kebakaran hutan dari titik panas di Sumatra dan Kalimantan, wilayah Indonesia.

        Kualitas udara kian memburuk di kawasan semenanjung utara Malaysia seperti Negara Bagian Kedah dan Penang, dengan Air Pollutant Index (API) atau Indeks Polutan Udara terbaca tidak sehat pada Jumat siang.

        Baca Juga: Dampak Kebakaran Hutan Indonesia Sampai ke Malaysia, PM Mahathir Surati Jokowi

        Seperti Johan Setia Klang, di Selangor yang merupakan daerah yang terkena dampak terburuk secara nasional pada Jumat pukul 11.00 waktu setempat. Level API di daerah tersebut tercatat 214 atau kategori "sangat tidak sehat".

        Ada sekitar 24 lokasi lain di Malaysia kualitas udaranya terbaca tidak sehat. Seperti di Rompin, Pahang, yang level API-nya 168 pada pukul 11.00.

        Laporan data Departemen Lingkungan Hidup (DoE), Selangor memiliki banyak kota dengan kondisi udara tidak sehat seperti Kuala Selangor dengan level API 103; Petaling Jaya 141; Shah Alam 136; Klang 129 dan Banting 126.

        Di dua wilayah di Kedah, yakni Sungai Petani level API-nya 111, dan Kulim Hi-Tech 109. Di Minden, Penang, level API-nya 114, diikuti oleh Balik Pulau 111 dan Seberang Jaya 107.

        Di wailayah Perak, daerah yang terkena dampak paling parah ialah Tasek Ipoh dengan level API 120; Pegoh Ipoh 103; dan Seri Manjung 126.

        Sementara itu, udara yang tidak sehat dialami Negara Bagian Negri Sembilan, yakni daerah Nilai dengan level API 128 dan Port Dickson 107.

        Di Melaka, status API yang tidak sehat dialami Bukit Rambai dengan level 105 dan Bandaraya Melaka 107. Sedangkan di Johor kondisi udara juga tercemar di Segamat dengan level API 107, Batu Pahat 102 dan Tangkak 134.

        Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) mengatakan kondisi kering diperkirakan akan bertahan di banyak daerah di wilayah ASEAN wilayah selatan, termasuk Sumatra dan Kalimantan.

        ?Kelompok-kelompok hotspot yang terus-menerus terus terdeteksi di bagian tengah dan selatan Sumtera, khususnya di provinsi Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan," kata ASMC.

        "Kabut asap sedang hingga padat terpantau berasal dari titik-titik panas ini, dan beberapa kabut asap telah ditiup oleh angin yang bertiup ke Semenanjung Malaysia dan Singapura," lanjut ASMC.

        Reaksi Indonesia

        Pemerintah Indonesia pada hari Jumat telah menolak keluhan Malaysia terkait kabut asap di negara itu yang diklaim berasal dari kebakaran hutan di seberang perbatasan. Menuru pihak Indonesia, api juga berkobar di beberapa bagian Malaysia dan di perkebunan milik Malaysia yang ada di Indonesia.

        Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya Bakar mengatakan dia merasa Malaysia belum melukiskan gambar objektif dari kebakaran lahan yang terjadi di sebagian pulau Sumatra dan Kalimantan Indonesia selama lebih dari sebulan.

        Menteri Siti mengatakan kabut asap dari kebakaran di Indonesia mungkin telah melintas ke Malaysia. Tetapi, kata dia, kebakaran lahan juga terdeteksi minggu lalu di Negara Bagian Sarawak, Malaysia di Kalimantan dan Semenanjung Malaysia juga berkontribusi terhadap kualitas udara yang memburuk di sana.

        "Saya hanya meminta mereka (Malaysia) bersikap objektif dan berurutan dalam analisis data mereka," katanya kepada Reuters. Komentar Siti menanggapi pernyataan Kuala Lumpur bahwa mereka menggunakan data terkini dari ASMC.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: