Jagung merupakan salah satu komoditas yang cukup strategis karena banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk lanjutan ataupun untuk pakan ternak. Kontribusi komoditas jagung di Indonesia terhadap capaian ekspor cukup tinggi, terutama dengan adanya peningkatan produksi tiap tahunnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian pada tahun 2016, volume produksi jagung sebanyak 23,6 juta ton. Pada tahun 2017 volume produksi jagung sebanyak 28,9 juta ton, dan pada tahun 2018 sampai bulan September sebesar 30,1 juta ton.
Dengan tingginya volume produksi jagung maka surplus tersebut bisa dipasarkan ke luar negeri. Panen raya yang dilakukan serentak di berbagai wilayah Indonesia serta peningkatan produktivitas lahan merupakan alasan terjadinya lonjakan tersebut.
Baca Juga: Kementan Cetak Penangkar Benih Jagung Hibrida
Pada tahun 2016 volume ekspor jagung sebesar 41,9 ribu ton dengan nilai ekspor US$13,3 juta. Pada tahun 2017 volume ekspor jagung sebesar 47 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$14 juta. Kemudian pada tahun 2018 sampai bulan September volume ekspor sebesar 328,4 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$89,8 juta. Volume dan nilai ekspor jagung pada tahun 2018 merupakan jumlah tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Bantuan alat mesin dan pertanian (alsintan) yang diberikan oleh Kementerian Pertanian untuk mendorong program pengembangan pertanian modern, terutama untuk tanaman jagung sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri serta memberikan akselerasi terhadap nilai ekspor. Selain alsintan, Kementerian Pertanian juga membantu petani jagung dengan mendistribusikan bibit unggul guna mendorong hasil panen yang lebih baik.
Jawa Timur merupakan daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia dengan kontribusi sebesar 21,77 persen terhadap produksi jagung nasional. Diikuti oleh Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Sedangkan untuk pertumbuhan produksi antara tahun 2014 hingga 2018, pertumbuhan terbesar terjadi pada provinsi Kalimantan Tengah. Pada tahun 2014 produksi jagung di provinsi tersebut baru mencapai 8.138 ton. Pada tahun 2018 angka produksi di Kalimantan Tengah mencapai 158.964 ton.
Tujuan terbesar ekspor jagung pada tahun 2018 adalah Filipina yang mencapai US$72,1 juta. Adanya lonjakan hasil produksi akibat panen raya yang melimpah memberikan kesempatan kepada para petani jagung untuk menjual hasilnya ke pasaran internasional.
Harga yang lebih menjanjikan juga memberikan keuntungan yang lebih bagi para petani. Peran aktif Kementerian Pertanian dalam mendorong sektor pertanian jagung yang merupakan bentuk tanggung jawabnya dapat dianggap berhasil dengan tercapainya pertumbuhan produksi dalam periode tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: