Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

National Food Agency Buka Suara Soal Ditutupnya Impor Jagung

National Food Agency Buka Suara Soal Ditutupnya Impor Jagung Petani menjemur buah jagung hasil panen di Tulungagung, Jawa Timur, Senin (1/7/2019). Musim panen jagung yang hampir bersamaan menyebabkan harga jagung turun, dari sebelumnya Rp4.300 per kilogram pascalebaran, kini Rp3.500 per kilogram. | Kredit Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) memastikan komitmen Perum Bulog beserta stakeholder terkait lainnya untuk menyerap jagung hasil produksi dalam negeri. 

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi menuturkan, komitmen Bulog menjadi upaya mengantisipasi anjloknya harga jagung di tingkat produsen pada musim panen raya.

Arief menuturkan, pihaknya menggelar rapat koordinasi pada Rabu (13/3/2024) lali untuk mengukuhkan komitmennya me yerap jagung pakan milik petani lokal. Hal itu dinilai perlu dalam menyikapi melonjaknya produksi jagung tahun ini.

“Terlebih ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga progres positif seperti ini harus dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir,” kata Arief dalam keterangannya, Jumat (15/3/2024).

Melalui rapat koordinasi tersebut, NFA dan Kementerian Pertanian (Kementan) sepakat menyiapkan data lokasi panen, petani jagung, dan kelompok tani jagung by name by address agar dapat dihubungkan ke peternak mandiri, pabrik pakan, dan non-feedmill pada saat panen raya. 

Arief menegaskan, sebelum puncak panen raya jagung pada April 2024 mendatang, importasi jagung saat ini disetop untuk menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh. 

Langkah ini juga guna memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri dapat berjalan secara optimal. Arief mengaku, perhatian utama mesti pada produksi dalam negeri.

"Sehingga saat menjelang panen raya jagung seperti sekarang ini, pemerintah memutuskan untuk menghentikan importasi jagung pakan dan tentunya kita berharap kebutuhan pakan para peternak khususnya peternak mandiri dapat dipenuhi dari hasil panen petani kita," jelasnya. 

Adapun sebelumnya, Bulog membuka keran impor jagung pakan untuk memenuhi kebutuhan peternak yang sulit mendapat bahan baku pakan pada akhir 2023 lalu. 

Saat itu, kata Arief, impor jagung diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan pakan ternak mandiri. Menurutnya, pakan menjadi salah satu unsur penyangga harga terhadap komoditas daging ayam dan telur.

"Dengan kita setop importasi jagung jelang panen raya, ini berarti importasi yang dilakukan pemerintah sangat terukur dan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani. Maka, saat panen raya inilah momentum bagi kita untuk menyerap sebanyak-banyaknya produksi dalam negeri," jelasnya.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi jagung di empat bulan awal tahun 2024 bisa mencapai 5,34 juta ton. Angka itu melebihi 500 ribu ton daripada produksi di periode sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Tutup Keran Impor, Kementan Minta Bulog Serap 500 Ribu Ton Jagung Lokal

Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, Arief menilai perlu memastikan keseimbangan harga tetap stabil. Berbagai langkah pun dilakukan sebagaimana yang terjadi tahun lalu, di mana peternak mengalami kesulitan memperoleh jagung pakan dengan harga yang layak. 

“Pemerintah melalui Perum Bulog segera bantu melalui SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) jagung pakan. Di samping itu, kita dukung pula melalui mobilisasi stok pangan dari daerah yang surplus ke daerah yang minus,” ungkapnya.

Arief menuturkan, realisasi program SPHP jagung sejak tahun lalu, hingga 14 Maret telah menyentuh 212 ribu ton atau 62 persen dari total pagu 343 ribu ton. SPHP jagung ini menyasar ke para peternak yang ada di 18 provinsi.

Sementara realisasi mobilisasi komoditas pangan melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) di tahun 2023, dari total realisasi 2,6 ribu ton, komoditas jagung menempati jumlah salur tertinggi di angka 1,1 ribu ton. Untuk tahun ini, NFA menargetkan total FDP dapat berada di angka 2,6 ribu ton.

“Intinya kami di Badan Pangan Nasional akan menjalankan peran dalam menjembatani supaya ekosistem yang telah terbentuk selama ini, dapat berjalan semakin baik. Hari ini kondisi di petani jagung yang perlu kita antisipasi bersama dan hari ini telah ada komitmen dengan private sector dan asosiasi peternak dalam menyerap jagung dari petani,” pungkasnya.

Untuk diketahui, ketentuan persentase maksimum kadar air jagung telah diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. 

Baca Juga: Food Estate Gunung Mas Diklaim Panen Jagung 25 Ton, Kegagalan Tanam Singkong Diungkit: 'Modus!'

Untuk komoditas jagung, kualitas kadar air dimana harga acuan pembelian jagung pipilan kering untuk kadar air 15 persen sebesar Rp 4.200 per kilogram (kg), kadar air 20 persen Rp3.970 per kg, kadar air 25 persen Rp 3.750 per kg, dan kadar air 30 persen Rp3.540 per kg.

Sementara itu, BPS juga mencatat luas panen jagung Maret 2024 terbesar berada di 10 kabupaten, yaitu Tuban 42.811 hektar, Bone 39.131 hektar, Lampung Timur 35.905 hektar, Lampung Selatan 33.940 hektar, Bima 29.178 hektar, Dompu 28.895 hektar, Sampang 28.152 hektar, Pamekasan 22.086 hektar, Lampung Tengah 19.122 hektar, dan Sumbawa 18.363 hektar.

Sedangkan potensi luas panen jagung April 2024 terbesar berada di 10 kabupaten, yaitu Sumbawa 39.632 hektar, Bima 29.957 hektar, Gunung Kidul 26.899 hektar, Dompu 17.060 hektar, Lampung Tengah 15.202 hektar, Wonogiri 15.200 hektar, Boalemo 12.280 hektar, Lampung Timur 12.030 hektar, Jeneponto 11.997 hektar dan Malang 9.719 hektar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: