Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Bakal Pasok Listrik 600 MW ke Malaysia

        Indonesia Bakal Pasok Listrik 600 MW ke Malaysia Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN akan mengekspor daya listrik sebesar 600 MW ke Semenanjung, Malaysia.

        Hal tersebut dipastikan setelah penandatanganan kontrak Nota Kesepahaman potensi pengembangan ekspor/impor tenaga listriK dengan kapasitas 600 MW dalam proyek interkoneksi dari Sumatera-Indonesia, hingga ke Semenanjung-Malaysia atau disebut dengan interkoneksi Sumatera-Peninsular.

        Dalam penandatanganan tersebut, PLN diwakili oleh Direktur Bisnis Regional Sumatera, Wiluyo Kusdwiharto. Sementara itu, Tenaga Nasional Berhad (TNB) diwakili Amir Hamzah Bin Azizan selaku Presiden Eksekutif.

        Baca Juga: Beli 100.000 Unit Mobil Listrik, Demi Amazon yang Lebih Baik

        PLN bersama TNB sepakat menandatangani Nota Kesepahaman untuk selanjutnya bekerja sama dan berkolaborasi dalam melaksanakan studi interkoneksi, dengan ruang lingkup yang mencakup beberapa hal, di antaranya tinjauan viabilitas proyek, pemilihan teknologi dan desain, pemilihan jadwal yang realistis, memodelkan skema bisnis, financing, studi terkait isu legal dan peraturan, serta penilaian terhadap risiko terkait proyek.

        Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto mengemukakan bahwa PLN menyambut positif proyek kerja sama dengan TNB ini.

        "PLN menyambut minat baik TNB dalam pembelian daya energi listrik sebesar 600 MW mulai tahun yang diharapkan terealisasi pada 2028," jelas Wiluyo.

        "Dalam kerja sama interkoneksi ini ke depannya dimungkinkan juga untuk membentuk badan usaha bersama (joint venture corporation) yang ditunjuk PLN bersama TNB sebagai pengembang dan atau pengendali proyek interkoneksi, serta pengelola aset tersebut, mulai dari konverter, transmisi HVDC, dan Submarine Cable HVDC," tambahnya.

        Lebih lanjut Wiluyo menjelaskan, kerja sama ini memberi benefit bukan hanya dari sisi ekonomi, namun juga keandalan sistem karena berdasarkan data, terdapat perbedaan waktu beban puncak antara sistem Sumatera dan sistem Peninsular.

        Baca Juga: PLN Listriki 1.000 Pelanggan di Pulau Siberut Mentawai

        Beban puncak sistem Sumatera terjadi pada pukul 18.00-21.00 WIB, sementara beban puncak pada sistem Peninsular terjadi sekitar pukul 08.00-16.00 WIB sehingga interkoneksi ini tentunya dapat mengoptimalkan nilai ke-ekonomisan bagi kedua sistem. Adapun pada 2028 dengan transfer daya 600 MW ke TNB, maka reserve?margin atau cadangan sistem Sumatera adalah sebesar 33,3%.

        "Kerja sama dalam proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini memberikan benefit bagi kedua belah pihak, baik dari sisi ekonomi, juga keandalan sistem. Diharapkan juga proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini berperan sebagai penghubung bagi kedua sistem sebagai langkah maju menuju terbentuknya Asean Power Grid di masa yang akan datang," pungkas Wiluyo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: