Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Wilayah Teluk dalam Bahaya Kehancuran'

        'Wilayah Teluk dalam Bahaya Kehancuran' Kredit Foto: Official Presidential website/Handout via Reuters
        Warta Ekonomi, New York -

        Di depan para pemimpin dunia yang hadir dalam Sidang Majelis Umum PBB, Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan bahwa wilayah Teluk berada di ujung kehancuran karena satu kesalahan besar yang bisa picu perang hebat. Itu sebagaimana disampaikannya mengacu pada ketegangan antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.

        Selain itu, Rouhani juga mendesak seluruh negara Barat untuk tak ikut campur dalam urusan Iran.

        "Kami tidak akan mentolerir intervensi provokatif orang asing," tuturnya.

        Baca Juga: PM Jepang Kritik Tubuh PBB dan Sebut Perlu Adanya Reformasi

        Iran, kata Rouhani, akan dengan tegas menanggapi semua bentuk kesalahan dan pelanggaran keamanan di wilayahnya.

        "Kami akan menanggapi dengan tegas dan kuat segala bentuk kesalahan dan pelanggaran keamanan serta integritas teritorial kami," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (26/9/2019).

        Dalam kesempatan itu, Rouhani juga menegaskan bahwa ia menolak untuk melakukan pembicaraan dengan Amerika. Ia mengatakan kepada para pemimpin bahwa selama sanksi AS tetap ada, diplomasi tidak mungkin dilakukan.

        "Tanggapan kami terhadap pembicaraan di bawah tekanan adalah tidak!," katanya

        Ia juga melemparkan kritik kepada negara-negara dari Eropa yang menjadi penandatangan JCPOA karena gagal menghormati perjanjian mereka di bawah kesepakatan dan melindungi Iran dari sanksi Amerika.

        Meskipun ketegangan antara Teheran dan Washington terus meningkat sejak AS menarik diri dari Rencana Aksi Komprehensif (JCPOA) atau kesepakatan nuklir Iran 2015 tahun lalu, mereka telah mengambil dimensi militer baru dalam beberapa bulan terakhir.

        Baca Juga: PBB Minta Penjelasan Terkait Penolakan AS Memberi Visa ke Delegasi Rusia

        Serangkaian upaya sabotase pada kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz awal musim panas ini menyebabkan peningkatan kehadiran AS di jalur air, sementara serangan baru-baru ini pada sepasang kilang minyak Saudi menyebabkan Presiden Donald Trump untuk mengerahkan pasukan AS ke wilayah itu pekan lalu.

        Pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan kilang itu, dan Iran menyangkal semua tuduhan yang diarahkan kepadanya.

        Trump bersikeras bahwa ia "pasti ingin menghindari" perang dengan Iran, dan meminta Teheran untuk datang ke meja perundingan dalam pidatonya di depan PBB pada hari Selasa, meskipun sebelumnya mengeluarkan kritik kepada pemerintah Iran, menuduhnya haus darah dan perilaku mengancam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: